3 Guru Besar Baru UI Soroti Persoalan Ini! Apa Saja?

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
29 March 2022 20:51
Universitas Indonesia (Detikcom)
Foto: Universitas Indonesia (Detikcom)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro mengukuhkan tiga guru besar pada Sabtu (29/3) lalu. Pengukuhan guru besar UI kali ini dihadiri secara daring oleh guru besar dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan mancanegara, serta beberapa Menteri dan Ketua Lembaga Negara Nasional. 

Adapun tiga guru besar itu terdiri dari dua guru besar dari Fakultas Ekonomi & Bisnis (FEBUI), dan seorang guru besar dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI).

Pertama adalah Guru besar tetap dari FEBUI, Ruslan Prijadi. Dalam pengukuhannya, ia menyampaikan pidato 'Strategi ke Luar Batas-batas Perusahaan dalam Ekosistem Berbasis  Digital'.

Dalam bahasan itu, menurutnya, teknologi digital bukanlah hal baru namun dapat merebak dengan cepat dan masif ke berbagai penjuru ekosistem. Pun dapat memunculkan jenis bisnis baru, menjangkau dan memberdayakan pelaku bisnis pada lapisan terbawah. Serta mengaburkan batas-batas antar perusahaan atau industri.

"Respon dari pelaku bisnis petahana tidak dapat seperti biasanya. Petahana harus membangun strategi yang menembus batas-batas perusahaan, tidak semata bertujuan menumbuhkan perusahaannya, tetapi harus mendorong perkembangan mitra usaha, pemasok, dan memanjakan konsumen yang beragam, dengan kaidah simbiose mutualistis," ujar Ruslan dalam keterangan tertulis, Selasa (29/3/2022).

Bagi perusahaan besar dan perbankan, strategi ini dikatakannya perlu disertai strategi non-market untuk mempengaruhi regulator agar terlindungi selama transisi petahana. Sementara untuk UKM, adopsi teknologi digital harus berbarengan dengan program peningkatan kapasitas UKM. Selanjutnya, strategi UKM agar dipadukan dengan upaya leveraging momentum kolaborasi antara bank dengan fintech.

Guru besar tetap yang kedua dari FEB UI, Sylvia Veronica, dalam pidatonya mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 membawa dampak yang signifikan terhadap pelaporan korporat dan pencapaian SDGs.

Selain itu, dia juga memaparkan pentingnya peran akuntan sebagai pihak yang mempunyai pengetahuan memadai untuk dapat mengambil peran strategis. Ke depannya terdapat potensi penggunaan big data untuk membantu akuntan berkontribusi lebih besar.

"Peneliti akuntansi juga perlu menjalin kerjasama yang lebih intensif dengan sektor privat, pemerintahan, dan lembaga nirlaba untuk melakukan kolaborasi riset," jelas Sylvia.

Sedangkan guru besar ketiga dari FT UI, Ali Berawi mengungkapkan pentingnya infrastruktur untuk menciptakan konektivitas yang penting bagi pembangunan perekonomian nasional. Dia menekankan bahwa pembangunan infrastruktur sejak tahap desain harus didasari dengan kaidah-kaidah rekayasa nilai tambah.

"Jadi proyek infrastruktur yang terintegrasi akan memberi nilai tambah dan meningkatkan kelayakannya," tuturnya.

Pengukuhan guru besar UI kali ini dihadiri secara daring oleh guru besar dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, termasuk Rektor ITB, Rektor Universitas Sriwijaya, Rektor Universitas Bakrie, Rektor President University, Universitas Diponegoro, Universitas Airlangga, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gajah Mada, Universitas Brawijaya, Universitas Pertamina. 

hadir secara daring juga guru besar dari perguruan tinggi di manca negara, seperti dari Korea Selatan, Jepang, Inggris, Amerika Serikat, Rusia, Finlandia dan Malaysia. Selain itu hadir pula (secara daring) Menteri Sekretaris Negara, Menteri LKH, Menteri Kesehatan, Menteri PUPR, Menteri/Kepala Bappenas, Kepala Otoritas IKN, Ketua OJK dan lainnya.


(bul/bul)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada bonus Demografi, Kualitas Pendidikan Masih Problematis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular