
Wah Tekor! Harga Solar Rp 5.150, Subsidinya Rp 7.800

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak terus mengalami kenaikan yang tinggi. Perang antara Rusia dan Ukraina menjadi salah satu penyebabnya. Dampaknya, subsidi energi yang dikeluarkan pemerintah makin besar.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan saat ini harga minyak menyentuh US$ 119/barel, atau di atas asumsi pemerintah dalam APBN 2022 yang berada di kisaran US$ 65/barel.
"Sekarang untuk solar subsidi, nilai subsidinya lebih mahal dari harga jualnya," kata Nicke dalam rapat dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (29/3/2022).
Dia mengatakan harga solar subsidi saat ini adalah Rp 5.150/liter, sementara solar non subsidi (Dexlite) harganya Rp 12.950/liter. Jadi ada subsidi Rp 7.800 dalam setiap liter solar subsidi yang dijual. Sementara dalam APBN 2022, pemerintah hanya menetapkan subsidi solar Rp 500/liter. Alhasil, Pertamina harus nombok besar.
"Mekanisme hari ini untuk Solar itu ada subsidi tetap 500 rupiah per liter. Padahal selisihnya dengan harga pasar Rp 7.800 per liter. Sisa Rp 7.300 per liter dalam bentuk kompensasi yang kemudian dari sisi penetapan angkanya nanti penggantiannya berbeda, ini butuh waktu, sehingga ini yang menggerus cash flow Pertamina. Mungkin mekanisme ini perlu di-review ulang agar tidak memberatkan," tutur Nicke.
Dia menambahkan, disparitas atau perbedaan harga yang besar antara solar subsidi dengan solar non subsidi, menyebabkan adanya potensi penyelewengan solar subsidi ke sektor industri. Kondisi ini yang menyebabkan kelangkaan solar subsidi terjadi di beberapa daerah.
(wed/wed)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap! Jumlah Penyimpangan BBM Subsidi Capai 38 Kasus