Internasional

Geger! Abramovich Diracun Gegara Perang Rusia-Ukraina

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
29 March 2022 07:29
Roman Abramovich (REUTERS/Andrew Winning)
Foto: Roman Abramovich (REUTERS/Andrew Winning)

Jakarta, CNBC Indonesia - Miliuner Rusia yang juga pemilik klub bola Inggris Chelsea, Roman Abramovich, dilaporkan mengalami keracunan. Hal ini terjadi saat berusaha mempertemukan delegasi Rusia dan Ukraina untuk menghentikan perang.

Dalam laporan Wall Street Journal, seorang sumber yang dekat dengan Abramovich memaparkan hal ini. Ini juga dialami oleh anggota parlemen Ukraina Rustem Umerov dan seorang negosiator Ukraina lain.

Mereka disebutkan mengalami sejumlah gejala seperti mata merah, robekan terus-menerus, dan kulit mengelupas di wajah dan tangan. Itu  tak lama setelah perundingan damai dilakukan 3 Maret.

Meski begitu, kondisi Abramovich dan negosiator Ukraina saat ini dilaporkan telah sehat. Belum ada gejala-gejala mematikan yang muncul.

"Abramovich dan negosiator Ukraina, termasuk anggota parlemen Tatar Krimea Umerov, telah membaik dan hidup mereka tidak dalam bahaya," lapor media AS itu, Senin (27/3/2022).

Spekulasi mengenai siapa yang menyebabkan keracunan ini pun beredar luas. Sebuah teori menyebutkan kelompok garis keras Rusia yang tak ingin perdamaian merupakan dalang dari aksi ini.

Pasalnya, ketiganya dilaporkan sempat mengkonsumsi coklat dan air putih sebelum dialog. Namun ini belum dapat dibuktikan secara pasti karena dilaporkan juga seorang yang mengkonsumsi hal yang sama namun tidak menunjukan gejala aneh.

Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) berasumsi bahwa ini bukanlah keracunan. Seorang sumber intelijen Washington dalam laporannya menyebut ini merupakan dampak 'lingkungan' tanpa merinci maksudnya dengan jelas. 

Sementara itu, untuk mencegah potensi keracunan lain, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba meminta agar delegasi tidak mengkonsumsi apapun selama dialog antara kedua negara dilakukan.

"Saya menyarankan siapa pun yang akan bernegosiasi dengan Rusia untuk tidak makan atau minum apa pun, (dan) sebaiknya menghindari menyentuh permukaan," paparnya.

Pasukan Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebut Presiden Vladimir Putin sebagai "operasi militer khusus" untuk mendemiliterisasi Ukraina. Ukraina dan Barat mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan perang agresi yang tidak beralasan.

Kremlin mengatakan Abramovich memainkan peran awal dalam pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina tetapi prosesnya sekarang berada di tangan tim perunding kedua belah pihak. Kedua pihak sendiri akan bertemu di Istanbul pada hari Selasa untuk pembicaraan damai tatap muka pertama dalam lebih dari dua minggu.

Kuleba mengatakan harapan paling ambisius Ukraina untuk pembicaraan minggu ini adalah untuk menyetujui gencatan senjata. Tetapi ia juga menegaskan pemerintahnya memiliki garis merah yang jelas, dan tidak akan menyerahkan tanah atau kedaulatan apapun kepada Moskow.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hubungan Rusia-Ukraina Memanas, Putin Diawasi Ketat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular