Internasional

Gegara Perang, Perusahaan Bir pun Ikutan Hengkang dari Rusia

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Senin, 28/03/2022 20:39 WIB
Foto: REUTERS/Stephen Hird

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa pembuatan bir Belanda Heineken mengatakan pihaknya memutuskan untuk keluar dari bisnis di Rusia dengan perkiraan biaya 400 juta euro atau setara Rp6,2 triliun (asumsi Rp15.730/euro).

Keputusan ini diambil setelah perusahaan tersebut mengatakan hanya akan menghentikan investasi baru dan ekspor ke Rusia.

"Kami telah menyimpulkan bahwa kepemilikan bisnis Heineken di Rusia tidak lagi berkelanjutan atau layak di lingkungan saat ini," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan Senin (28/3/2022), menambahkan bahwa itu tidak akan mendapat untung dari pengalihan kepemilikan apa pun, dikutip dari Reuters.


Perusahaan tersebut bergabung dengan sejumlah merek Barat yang menutup bisnis di Rusia setelah serangannya ke Ukraina. Langkah Heineken kemungkinan akan meningkatkan tekanan pada saingan Denmark Carlsberg, pemilik pembuat bir terbesar Rusia, Baltika.

Heineken adalah pembuat bir terbesar ketiga di Rusia, dimana ia memiliki merek lokal Bochkarev, Okhota, dan Tri Medvedya. Ini bertujuan untuk "pemindahan yang tertib" dan akan melanjutkan bisnis dengan pengurangan operasi selama masa transisi untuk meminimalkan risiko nasionalisasi.

Perusahaan mengatakan akan menjamin gaji 1.800 karyawan Rusia hingga akhir tahun ini dan mengharapkan biaya penurunan nilai dan biaya luar biasa non-tunai lainnya sekitar 400 juta euro.

Sebelumnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy telah mendesak perusahaan internasional untuk meninggalkan pasar Rusia setelah Moskow meluncurkan apa yang disebutnya "operasi militer khusus" terhadap tetangganya.

Meskipun Heineken adalah pemain utama di pasar Rusia, penjualan di sana hanya 2% dari total perusahaan. Saham naik 0,8% pada 88,16 euro pada pukul 08:35 GMT di Amsterdam.

Carlsberg, dengan 27,3% pangsa pasar lokal, masih menjual bir di bawah merek Baltika tetapi mengatakan awal bulan ini telah memulai tinjauan strategis bisnisnya di negara itu dan menangguhkan pembuatan bir Rusia dari merek bir yang sama.

Pembuat bir terbesar kedua di Rusia adalah perusahaan patungan yang dimiliki oleh Anadolu Efes Turki dan InBev Belgia.

InBev mengatakan sebelumnya pada Maret akan berhenti menjual bir Bud di Rusia dan mengorbankan keuntungan dari usaha patungan, yang memiliki 11 pabrik dan 3.500 karyawan di negara itu.


(tfa/tfa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ada 200 Produk Hilirisasi Sawit, Yakin RI Sanggup Kembangkan?