Internasional

Rusia Tarik Pasukan di Beberapa Kota Ukraina, Perang Kelar?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
28 March 2022 15:33
UKRAINE-CRISIS/DONETSK-REGION
Foto: Tentara Ukraina mengambil posisi di bawah jembatan saat melakukan tembakan di dalam kota Kyiv, Ukraina, Jumat, 25 Februari 2022. (AP/Emilio Morenatti)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pejabat Ukraina melaporkan pasukan Rusia mulai menarik diri dari beberapa lokasi serangan, Senin (28/3/2022) pagi waktu setempat. Ini termasuk ibu kota negara Kyiv.

Mengutip CNBC International, Wali Kota Slavutich, mengatakan pasukan Rusia telah meninggalkan kota setelah melakukan sejumlah survei. Slavutich adalah tempat pusat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Chernobyl yang sudah beberapa minggu diduduki tentara Kremlin.

"Mereka menyelesaikan pekerjaan yang telah mereka lakukan," kata Wali Kota Yuri Fomichev dalam sebuah posting video online, menurut kantor berita setempat.

"Mereka mensurvei kota. Hari ini mereka selesai melakukannya dan meninggalkan kota. Tidak ada (tentara Rusia) di kota sekarang. "

Hal sama juga dikatakan angkatan bersenjata Ukraina di Kyiv. Beberapa pasukan Rusia telah ditarik dari wilayah itu ke negara tetangga, Belarus.

"Pengelompokan kembali unit individu dari komposisi Distrik Militer Timur (Rusia) berlanjut," kata angkatan bersenjata Ukraina dalam pembaruan Facebook.

"Unit-unit yang menderita kerugian signifikan dalam proses tindakan ofensif biasanya dibawa ke wilayah Belarus untuk pemulihan milisi."

Militer Ukraina mengatakan penarikan ini patut "dirayakan". Tapi para pejabat mencatat pertempuran masih terjadi di beberapa wilayah seluruh negeri.

Sementara itu, Rusia sendiri belum memberi keterangan resmi saat ini. Namun Sabtu lalu, Moskow memberi sinyal akan mengakhiri perang dan hanya berkonsentrasi di Ukraina Timur, Donbass, dengan mengurangi jumlah angkatan bersenjata mereka.

"Secara umum, tahap pertama operasi telah selesai," kata Wakil Kepala Pertama Staf Umum Rusia, sekaligus Kolonel Jenderal, Sergei Rudskoy akhir pekan.

Rudskoy mengatakan Rusia hanya akan berfokus untuk mencapai tahap paling penting. Yaitu mengambil alih Donbas di wilayah Ukraina timur, yang selama ini memang didukungnya keluar dari pemerintah Kyiv.

"Potensi tempur angkatan bersenjata Ukraina telah berkurang secara signifikan, sehingga kami bisa memfokuskan upaya untuk mencapai tujuan utama, pembebasan Donbas," lanjutnya.

"... Menekan mereka (Ukraina) hingga tentara Rusia benar-benar membebaskan wilayah DPR dan LNR (negara buatan pemberontak Ukraina di Donbass)."

Halaman 2>>

Di sisi lain, Turki akan kembali menjadi tuan rumah pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina. Kantor kepresidenan mengatakan kota Istambul akan jadi tempat mediasi, Selasa (29/3/2022).

Panggilan telepon sudah dilakukan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin, Minggu. Putin, kata Direktorat Komunikasi Kepresidenan Turki, setuju dengan pertemuan.

"Putin setuju bahwa pertemuan berikutnya dari delegasi Rusia dan Ukraina akan diadakan di Istanbul," kata badan itu sebagaimana dikutip CNN International.

"Dalam pertemuan itu, Presiden Erdogan menggarisbawahi perlunya membangun gencatan senjata dan perdamaian antara Rusia dan Ukraina sesegera mungkin dan meningkatkan situasi kemanusiaan di kawasan itu dan menyatakan bahwa Turki akan terus berkontribusi dalam segala cara yang mungkin selama proses ini," kata pernyataan itu lagi.

Dalam pidato terbaru hari ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky siap menjadi negara non-blok alias netral. Ini menjadi bagian dari usahanya menciptakan perdamaian di antara media negara.

"Ukraina siap menerima status netral sebagai bagian dari kesepakatan damai dengan Rusia," kata Zelensky.

"Jaminan keamanan dan status netral, negara kami non-nuklir ... kami siap menerima ini. Ini poin terpenting."

Zelensky berujar netralitas menjadi alasan yang Rusia menyerang Ukraina. Seingatnya, tambahnya, Rusia kecewa dengan keputusan Ukraina yang ingin mengikuti aliansi pertahanan NATO pimpinan Amerika Serikat (AS).

"Ini adalah poin prinsip pertama untuk Federasi Rusia, seingat saya. Dan sejauh yang saya ingat, mereka memulai perang karena ini," katanya lagi.

Namun, Zelensky menekankan bahwa setiap kesepakatan harus diajukan kepada rakyat Ukraina dalam sebuah referendum. Ia berujar kesepakatan damai harus konkrit.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular