
Pertamina Boncos Gegara Pertamax, Pasokan BBM Bisa Terancam!

Jakarta, CNBC Indonesia - Proses pengadaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Tanah Air diperkirakan bisa terkena imbasnya bila PT Pertamina (Persero) tak kunjung menaikkan harga bensin non subsidi, terutama bensin dengan nilai oktan (RON) 92 atau Pertamax.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai, tidak ada alasan bagi Pertamina untuk menahan kenaikan harga Pertamax saat ini. Pasalnya, hal itu justru hanya akan berimbas pada kinerja keuangan perusahaan yang terus tertekan.
Menurut Fabby, jika harga rata-rata penyediaan BBM di kisaran Rp 14.000-15.000 per liter, namun Pertamina menjual Pertamax dengan harga Rp 9.000 per liter, artinya selisih biayanya ditanggung Pertamina. Akibatnya, ini akan menggerus keuntungan Pertamina tahun ini.
"Tidak ada alasan Pertamina menahan harga Pertamax yang seharusnya sudah dinaikkan sejak awal tahun ini. Kalau Pertamina cash flow-nya terganggu, maka bisa berpengaruh pada penyediaan BBM di masa depan," kata Fabby kepada CNBC Indonesia, Senin (28/3/2022).
Senada dengan pernyataan Fabby, Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi juga mendorong agar pemerintah mengizinkan Pertamina untuk segera melakukan penyesuaian harga Pertamax. Pasalnya, jika tidak segera dinaikkan, ini akan cukup berdampak bagi keuangan Pertamina.
Menurut Fahmy, di tengah tren kenaikan harga minyak dunia, hal ini akan membuat beban Pertamina semakin berat. Apalagi, imbuhnya, piutang perusahaan migas pelat merah ini kepada pemerintah tak kunjung dibayar pemerintah.
"Piutang Pertamina kepada Pemerintah selama empat tahun belum dibayar. Tidak menutup kemungkinan dampak terburuk Pertamina shortage of cash untuk impor BBM," ujar Fahmy.
Di samping itu, Pertamina menurut Fahmy sudah berjanji untuk akan menjaga pasokan BBM di dalam negeri. Namun fakta di lapangan, Solar bersubsidi mengalami kelangkaan di berbagai SPBU.
Seperti diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi harga keekonomian atau batas atas Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON 92 atau Pertamax pada April mendatang dapat tembus mencapai Rp 16.000 per liter.
Hal tersebut dengan mempertimbangkan harga minyak mentah dunia yang terus mengalami kenaikan saat ini.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, dengan mempertimbangkan harga minyak bulan Maret yang jauh lebih tinggi dibanding Februari, maka pemerintah memprediksi harga keekonomian atau batas atas BBM umum RON 92 alias Pertamax di April akan lebih tinggi lagi menjadi Rp 16.000 per liter, dibandingkan harga batas atas di bulan Maret yang diperkirakan Rp 14.526 per liter.
"Bisa jadi sekitar Rp 16.000 per liter. Jadi sebagaimana yang telah disampaikan oleh Bapak Menteri ESDM, saat ini kita masih mencermati harga minyak ini, karena kalau berkepanjangan memang bebannya berat juga baik ke APBN, Pertamina dan sektor lainnya," ujar Agung dalam keterangan tertulis, Jumat (25/3/2022).
Adapun hingga akhir Maret 2022 ini, harga minyak dunia masih berada di atas US$ 100 per barel, demikian halnya dengan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP). Perkembangan sementara ICP bulan Maret 2022 per tanggal 24 tercatat sebesar US$ 114,55 per barel.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Kemungkinan Harga BBM Turun Jelang Lebaran, Ini Buktinya
