Jakarta, CNBC Indonesia - Pekan ini kemarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menjadi perhatian publik. Di depan jajaran menteri, dan sejumlah kepala daerah Jokowi menampakkan kemarahannya karena Indonesia tidak bisa menekan impor barang dari luar negeri.
Jokowi sampai menyinggung soal mengganti menteri di kabinetnya (reshuffle), jika tidak bisa mengatasi masalah impor yang membuat industri dalam negeri sulit berkembang.
Luapan amarah Jokowi terungkap saat memberikan pengarahan dalam acara Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia, yang disiarkan secara live melalui Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (25/3/2022).
Jokowi mengaku tak habis pikir masih banyak kementerian lembaga, pemerintah daerah yang masih 'doyan' belanja barang impor. Padahal barang-barang yang di impor sudah bisa diproduksi di dalam negeri.
Beberapa penyelenggara yang disebut masih doyan impor antara lain Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, hingga Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
"Sedih saya, belinya barang-barang impor semua," kata Jokowi.
Jokowi kemudian menyinggung isu kocok ulang kabinet. Mulanya Jokowi meminta Menteri BUMN Erick Thohir untuk mengganti para direksi perusahaan pelat merah yang tak patuh pada hal yang disepakati pemerintah.
Jika urusan pergantian direksi BUMN merupakan kewenangan Menteri BUMN, maka lain cerita untuk pimpinan di setiap kementerian. "Itu bagian sya. Reshuffle. Sudah... Akan saya awasi betul," tegas Jokowi.
BERSAMBUNG KE HALAMAN BERIKUTNYA >>>
Merespons kemarahan presiden tersebut dan berkembangnya wacana reshuffle ditanggapi Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto. Menurut Hasto, PDI Pejuangangan mendorong legacy penuh bagi kepentingan rakyat Indonesia.
"PDIP Perjuangan tentu saja adalah mendorong legacy yang sebesar-besarnya bagi kepentingan rakyat dan sekaligus meletakkan kepemimpinan Bapak Presiden Jokowi ini dalam kesinambungan dengan pemerintahan hasil pemilu tahun 2024 yang akan datang," kata Hasto mengutip CNN Indonesia saat ditemui di kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, pada Minggu (27/3).
Hasto mengatakan bahwa Presiden Jokowi memiliki skala prioritas untuk mendorong pergerakan ekonomi rakyat. Dengan demikian, ia menyebut jajaran kabinet di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi harus solid dan memiliki irama yang sama dengan pemimpin negara.
"Tidak boleh ada menteri yang punya irama yang berbeda, yang belum-belum sudah mempersiapkan diri dalam kontestasi 2024 misalnya. Semua harus konsentrasi karena siapapun yang bekerja untuk rakyat, pasti rakyat akan memberikan apresiasi," ujar Hasto.
Oleh karenanya, reshuffle atau perombakan kabinet seandainya benar-benar dilakukan oleh Presiden Jokowi, menurut Hasto, hal itu dalam konteks untuk mendorong pergerakan para menteri. Agar, warisan dari Presiden Jokowi dapat dijadikan landasan yang baik bagi kemajuan Indonesia ke depannya.
"Tetapi reshuffle hanya bisa dilakukan atas kehendak dari bapak presiden, karena itu adalah hak prerogatif presiden dan mungkin pak presiden akan melihat bagaimana urusan misalnya minyak goreng ini juga menjadi bahan evaluasi atas kinerja para menterinya," tutur Hasto.
"Tetapi sekali lagi, keputusan berada di tangan bapak presiden," pungkasnya
Tercatat ada tiga nama menteri yang disebut-sebut Jokowi dalam acara Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia, yang disiarkan secara live melalui Youtube Sekretariat Presiden.
1. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin
Jokowi mengaku jengkel setelah mengetahui masih banyak produk alat kesehatan impor yang digunakan di dalam negeri. Padahal, industri dalam negeri memiliki kemampuan untuk memenuhi hal itu.
"Alkes, menteri kesehatan. Tempat tidur untuk rumah sakit, produksi saya lihat di Yogya ada, Bekasi, Tangerang ada. Beli impor," kata Jokowi.
"Mau diteruskan? Mau saya umumkan kalau saya jengkel. Ini rumah sakit daerah impor, kementerian kesehatan impor. Tak baca nanti karena sekarang gampang banget detail saya lihat," tegas Jokowi.
2. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo
Selain alat kesehatan, Jokowi juga secara tidak langsung 'menyemprot' Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang kerap mengimpor alat sistem pertanian yang sebenarnya bisa diproduksi di dalam negeri.
"Traktor kaya gitu bukan hi-tech aja impor. Jengkel saya. Saya kemarin dari Atambua, saya lihat traktor, Alsintan, saya lihat enggak boleh pak menteri, gak boleh," jelasnya.
3. Mendikbudristek Nadiem Makarim
Jokowi dalam kesempatan tersebut juga sempat menjelaskan alokasi anggaran terbesar di setiap kementerian/lebaga. Namun, Jokowi secara khusus menyoroti anggaran dari Kemendikbudristek yang mencapai Rp 29 triliun.
"Tadi pagi saya cek baru Rp 2 triliun [yang dibelanjakan produk dalam negeri]. Ini kelihatannya ada yang enggak semanga di dalam kementerian," kata Jokowi
Jokowi mengaku tak habis pikir lantaran ada beberapa barang untuk kebutuhan pembelajaran yang diimpor. Padahal, kata dia, industri dalam negeri mampu untuk memproduksinya.
"Urusan beli bangku, beli kursi mau impor kita. Laptop mau impor kita? Kita sudah bisa bikin semuanya. Itu sudah bisa bikin semuanya," tegasnya.