Ramai-Ramai Perusahaan India Borong Minyak Murah Rusia

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
25 March 2022 17:00
Perahu mengambang di depan terminal penyimpanan minyak VOPAK di Johor, Malaysia 7 November 2017. REUTERS / Henning Gloystein
Foto: REUTERS/Henning Gloystein

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak serangan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu, ramai negara Barat, khususnya Eropa dan Amerika Serikat memberikan sanksi kepada Rusia, termasuk melarang pembelian komoditas energi seperti minyak, gas, dan batu bara dari Rusia.

Meskipun ada negara yang tidak melarang secara resmi pembelian komoditas energi dari Rusia, namun sejumlah perusahaan minyak dan gas bumi (migas) dunia cenderung menghindari pembelian minyak asal Rusia ini. Mulai dari 'raksasa' migas asal Inggris BP, lalu perusahaan asal Belanda Shell, hingga terbaru perusahaan migas asal Prancis TotalEnergies memutuskan untuk menghentikan pembelian migas asal Rusia.

Kondisi ini tak ayal membuat minyak Rusia tak laku di pasaran. Bahkan, Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan sebanyak tiga juta barel minyak asal Rusia tidak akan ditemukan peredarannya di pasar mulai April mendatang, seiring dengan bertubi-tubi sanksi yang diberikan ke negara ini sejak serangan yang dilancarkan ke Ukraina pada 24 Februari 2022 mendatang.

Sanksi yang diluncurkan sejumlah negara ke Rusia juga membuat calon pembeli menunda, dan bahkan meninggalkan minyak Rusia.

"Kami melihat pengurangan total ekspor (Rusia) sebesar 2,5 juta barel per hari, di mana minyak mentah menyumbang 1,5 juta barel per hari dan produk minyak 1 juta barel per hari," kata IEA dalam laporan minyak bulanannya, dikutip dari Reuters, Rabu (16/03/2022).

Kondisi ini mau tak mau membuat Rusia memutar otak dan "membanting" harga minyaknya. Bila harga patokan minyak Brent kini masih betah bertengger di atas US$ 100 per barel, Rusia pun rela memberikan diskon besar bagi calon pembeli minyaknya. Bahkan, diskon minyak Rusia ini dikabarkan mencapai US$ 20 - US$ 25 per barel.

Adapun salah satu negara yang menyambut baik potongan harga minyak Rusia ini yaitu India.

Pemerintah India mempertimbangkan membeli minyak dari Rusia dan komoditas lainnya pada harga didiskon dengan transaksi pembayaran menggunakan rupee India dan rubel Rusia.

"Rusia menawarkan minyak dan komoditas lainnya dengan diskon besar. Kami akan dengan senang hati menerimanya. Kami memiliki beberapa masalah seperti kapal tanker, asuransi, dan campuran minyak yang harus diselesaikan. Setelah kami memilikinya, kami akan mengambil tawaran diskon," salah satu kata pejabat pemerintah India, dikutip dari Reuters, Senin (14/03/2022).

India, importir dan konsumen minyak terbesar ketiga di dunia, sebenarnya jarang membeli minyak Rusia karena biaya pengiriman yang tinggi.

Menteri Perminyakan India Hardeep Singh Puri pada pekan lalu mengatakan India sedang dalam pembicaraan dengan pihak berwenang Rusia untuk membeli minyak dan sedang mengevaluasi masalah yang berkaitan dengan asuransi, pengiriman dan pembayaran.

'Lampu hijau' dari Pemerintah India tersebut juga langsung diikuti oleh langkah nyata dari sejumlah perusahaan migas India.

Berdasarkan data Bloomberg, India sejauh ini telah membeli setidaknya 13 juta barel minyak Ural Rusia sejak akhir Februari 2022 lalu. Volume impor minyak dari Rusia ini rata-rata sekitar 128.000 ton per bulan pada tahun 2021, menurut perhitungan Bloomberg berdasarkan data pelacakan kapal. Minyak Ural dikirim dari pelabuhan di Laut Baltik dan Laut Hitam.

Lantas, siapa saja perusahaan India yang membeli minyak Rusia? Berikut daftarnya:

1. Indian Oil Corp (IOC)

IOC dikabarkan membeli 3 juta barel minyak Ural Rusia dari pedagang Vitol untuk pengiriman Mei, pembelian pertama sejak Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu.

Mengutip Reuters, IOC mengatakan pada akhir Februari akan membeli minyak Rusia berdasarkan kepastian pengiriman untuk menghindari komplikasi yang berkaitan dengan perbaikan kapal dan asuransi.

Sumber mengatakan IOC tidak melihat adanya masalah dalam membayar kargo karena minyak sebagai komoditas tidak dilarang dan tidak berurusan dengan entitas yang terkena sanksi.

Vitol menjual kargo dengan diskon US$ 20 - US$ 25 per barel atas harga minyak Brent, kata salah satu sumber. Perusahaan biasanya tidak mengomentari isu kesepakatan komersial.

2. Hindustan Petroleum

Perusahaan kilang minyak negara India, Hindustan Petroleum Corp Ltd (HPCL), juga memutuskan membeli sekitar 2 juta barel minyak Ural Rusia untuk pengiriman Mei, berdasarkan informasi beberapa sumber trader, dikutip dari Reuters, Kamis (17/03/2022).

Minyak asal Rusia ini dijual dari trader Eropa, Vitol, seperti halnya yang dilakukan IOC.

3. Nayara Energy

Nayara Energy, perusahaan kilang minyak swasta India, juga telah membeli minyak asal Rusia. Nayara membeli sekitar 1,8 juta barel minyak Ural asal Rusia dari trader Trafigura, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (23/03/2022). Pembelian ini dilakukan setelah satu tahun perusahaan tidak membeli minyak asal Rusia ini.

Bukan tanpa alasan perusahaan ini membeli minyak asal Rusia. Pasalnya, sebagian saham perusahaan ini juga dimiliki oleh 'raksasa' migas asal Rusia yakni Rosneft.

Nayara, di mana pedagang Trafigura dan Bank VTB Rusia juga memiliki saham, mengoperasikan kilang minyak dengan kapasitas 400.000 barel per hari (bph) di Vadinar, negara bagian Gujarat barat, dan sebelumnya membeli minyak Ural pada Maret 2021, menurut data Refinitiv.

Freud yang berbendera Pulau Marshall, dikelola oleh TMS Tanker Ltd dan membawa sekitar 1,14 juta barel minyak Ural, akan mencapai Vadinar pada 30 Maret 2022, sementara Moskovsky Prospect yang memuat 725.380 barel diharapkan tiba pada 17 April 2022, aliran Refinitiv menunjukkan.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Deal! India Beli 3 Juta Barel Minyak Rusia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular