Internasional

Jreng! Biden Terbang ke Perbatasan Ukraina, Pantau Perang?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
25 March 2022 14:00
President Joe Biden speaks about Ukraine in the East Room of the White House, Tuesday, Feb. 15, 2022, in Washington. (AP Photo/Alex Brandon)
Foto: AP/Alex Brandon

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden melakukan perjalanan ke Polandia, Jumat (25/3/2022). Ia mendatangi negara yang berbatasan dengan Ukraina tersebut guna mengoordinasikan tanggapan Barat terhadap serangan Rusia ke Kyiv.

Perjalanan Biden ke Polandia dilakukan setelah pertemuan di Brussels, Belgia, Kamis. Ia mengadakan rapat dengan negara-negara NATO, G7, dan Uni Eropa (UE).

"Hari Presiden dimulai di Brussel, di mana ia akan bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen sebelum berangkat ke Polandia," tulis CNN International mengutip agenda Biden.

Biden direncanakan akan disambut Presiden Polandia Andrzej Duda di Bandara Rzeszów-Jasionka, di kota Rzeszow 80 kilometer (km) dari lokasi perang. Ia akan menerima pengarahan tentang tanggapan kemanusiaan terhadap perang.

Ini juga bagian dari bentuk solidaritas Barat ke Ukraina. Rencananya, Jumat malam ia akan ke ibu kota Warsawa.

Sebelumnya, pertemuan Biden dengan NATO, G7, dan UE mengumumkan tindakan baru ke Rusia. Seperti sanksi terhadap ratusan anggota parlemen Rusia.

Mereka juga menandatangani komitmen untuk menerima 100.000 pengungsi yang melarikan diri dari Ukraina. Termasuk berunding dengan para pemimpin global. tentang bagaimana dunia akan merespon jika Rusia menyebarkan senjata kimia, biologi atau nuklir.

Setelah pertemuan, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg berbicara selama konferensi pers bahwa kecil kemungkinan pakta pertahanan itu akut dalam peperangan langsung. Namun, ia mengatakan di lapangan konflik memang tak bisa diprediksi.

"Tidak mungkin ada perang penuh antara Rusia dan aliansi," tulis CNN International, memuat pernyataan Stoltenberg, Jumat.

Ia pun membenarkan bahwa belum ada tanda-tanda di lapangan yang menunjukkan keinginan Rusia mengakhiri konflik. Tapi ia yakin, kebutuhan bisa membuat Moskow berubah pikiran.

"Rusia belum siap, seperti yang saya katakan, untuk menggunakan garis itu (penurunan konflik). Tetapi kami berasumsi bahwa jika ada kebutuhan, mereka akan dapat berkomunikasi dengan kami," jelas calon Kepala Bank Sentral Norwegia itu.

Rusia telah menyerang Ukraina sejak 24 Februari. Namun sudah satu bulan perang, Moskow belum bisa menguasai Kyiv.

Kemarin sumber NATO menyebut 40.000 tentara Rusia tewas, terluka, ditangkap atau hilang dalam peperangan ini. Data UNHCR menyebut 3,5 juta orang telah mengungsi.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Biden Tegaskan Militer AS tak Akan Ikut Perang Rusia-Ukraina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular