Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen mobil listrik asal Amerika Serikat Tesla Inc. dikabarkan berniat untuk berinvestasi di Indonesia sejak akhir 2020 lalu.
Namun sayangnya, niat investasi tersebut hingga saat ini masih belum terealisasi, bahkan seolah hilang ditelan bumi. Padahal, serangkaian komunikasi, baik virtual maupun pertemuan langsung di Amerika Serikat, antara Tesla dan Pemerintah Indonesia juga sudah dilakukan.
Hingga akhirnya kemarin, Kamis (24/3/2022), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa dirinya kembali dihubungi pihak Tesla dan Tesla menyatakan akan melakukan "deal" dengan Indonesia.
"Tadi pagi saya ditelepon dari Amerika, Tesla, bilang dia mau bikin deal sama kita," ungkapnya dalam acara Penyerahan Rekor MURI dan Closing Ceremony Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri 2022 di Nusa Bali, Kamis (24/3/2022).
Merespons keinginan itu, Luhut mengatakan, dua tahun yang lalu, manajemen Tesla sudah menghubungi dan mengutarakan niat yang sama. Luhut pun tampak kesal dengan rencana investasi Tesla yang "menggantung" ini.
Dia menegaskan, Indonesia tidak bisa didikte oleh calon investor dari mana pun.
"Semua mau mendikte. Saya bilang: hey you can not do this, saya bilang sama dia: Today is different. Kita harus sama. Saya bilang kamu nggak bisa begitu lagi. 'This country is not banana republic'. 'This country is a great country'," kata Luhut.
Lebih lanjut, dia mengaku mempersilakan Tesla untuk berinvestasi dalam produksi baterai lithium di tanah air. Namun, Luhut juga bilang kalau Indonesia sudah ada kesepakatan dengan perusahaan China CATL (Contemporary Amperex Technology Co. Limited) dan perusahaan Korea Selatan LG.
"Saya bilang fine. Tapi saya nggak mau kalau kau datang deal, jangan kau yang bikin syarat ke kami. Saya yang bikin syarat ke kamu karena itu yang saya lakukan kepada Tiongkok. Tidak pernah Tiongkok kasih syarat sama saya. Saya kasih syarat, kau mau nggak, kalau kita harus B to B, kau harus technology transfer, harus first class technology, harus yang ramah lingkungan, dia bilang sama aku oke deal. Itu kita lakukan," bebernya.
Januari 2021
Pada Januari 2021 Pemerintah Indonesia melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Tesla telah menandatangani perjanjian kerahasiaan atau Non Disclosure Agreement (NDA) terkait rencana kerja sama.
Hal senada diungkapkan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. Bahlil mengatakan, produsen baterai listrik raksasa dunia, Tesla, akan berinvestasi di Indonesia.
"CATL sudah tanda tangan US$ 5,2 miliar. LG US$ 9,8 miliar. Sebentar lagi yang akan kita teken ini adalah BASF sama Tesla," jelas Bahlil dalam konferensi pers virtual, Senin (25/1/2021).
Bahlil pun sempat menyebut bila tim Tesla kemungkinan akan datang ke Indonesia untuk menindaklanjuti rencana investasi ini.
"Menyangkut Tesla, doakan seharusnya dalam schedule timnya ke sini, kemarin saya juga habis koordinasi dengan Pak Menko, Pak Luhut khusus menyangkut hal ini," kata Bahlil dalam program Closing Bell Mining Zone CNBC Indonesia, Kamis (7/1/2021).
Februari 2021
Pada Februari 2021, Tesla pun dikabarkan mengirimkan proposal kerja sama untuk berinvestasi di Indonesia.
"Ya kita belum tahu berapa besarnya tapi yang kami tahu dan kami belum bisa men-disclose terlalu detail ke publik tapi kami sudah enam kali ber-video call dan NDA sudah selesai ditandatangani dan saya pikir hari ini atau besok kami akan menerima proposal dari mereka," kata Luhut dalam Youtube IDX Channel, dikutip Kamis (4/2/2021).
Proposal tersebut bakal berisi beragam penawaran yang diberikan Tesla kepada Indonesia, mulai dari nilai investasi, rencana ke depan hingga hal teknis lainnya. Sebelum memberikan proposal resmi, memang sudah ada pembicaraan mengenai detil teknis.
Namun, pada pertengahan Februari 2021 terdengar kabar bahwa Tesla justru akan berinvestasi untuk pembangunan pabrik mobil listrik di Selatan India, yakni Karnataka.
Hal tersebut terungkap dalam dokumen Pemerintah India, dikutip Reuters, Sabtu (13/02/201).
Lantas, bagaimana nasib rencana investasi Tesla di Indonesia setelah mereka memutuskan akan berinvestasi di India?
Menko Marves Luhut pun masih menegaskan bahwa Tesla masih berniat untuk berinvestasi di Indonesia, meski belum pasti akan di sektor apa, apakah mobil listrik, baterai, atau Starlink.
"Yang benar begini, kita sudah NDA (Non-Disclosure Agreement) dengan mereka. Saya nggak mau mengulangi kesalahan. Kita tidak tidak pernah bicara pabrik mobil. Ada enam sebenarnya di tempat mereka itu, ada Starlink, launching pad, hypersonic, battery lithium pack, stabilizer energi, itu yang kita bicarakan," paparnya saat diwawancarai Founder and Chairman CT Corp., Chairul Tanjung, di Economic Outlook 2021 CNBC Indonesia, Kamis (25/02/2021).
Maret 2021
Kemudian, setelah komunikasi beberapa kali dengan pihak Tesla, Deputi Investasi & Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto menyebut Tesla berencana investasi di Energy Storage System (ESS) atau 'power bank' raksasa di Indonesia.
Seto mengatakan investasi ESS telah dilakukan Tesla di Australia. Ini menjadi solusi untuk mengganti pembangkit peaker, yang digunakan saat permintaan listrik sedang tinggi.
"Dengan Tesla memang mereka juga melihat ESS yang mereka bangun di Australia. Ini solusi namun lebih arahnya untuk pengganti pembangkit yang peaker," paparnya dalam acara Future Energy Tech and Innovation Forum 2021 yang diselenggarakan Katadata secara virtual, Senin, (08/03/2021).
"Mereka sukses di Australia, dan mereka terus terang tawarkan opsi-opsi ke Indonesia. Seperti inilah satu diskusi kami dengan Tesla," jelasnya.
ESS ini seperti 'power bank' dengan giga baterai skala besar yang bisa menyimpan tenaga listrik besar hingga ratusan mega watt (MW) dan bisa dijadikan sebagai stabilisator atau untuk pengganti pembangkit peaker (penopang beban puncak).
Juli 2021
Lama tak terdengar, lalu pada Juli 2021 terdapat pengumuman bahwa Tesla memilih Australia untuk mengamakankan pasokan nikel bagi pabrik kendaraan listriknya.
Tesla disebut telah mencapai kesepakatan dengan perusahaan tambang Inggris-Australia, BHP, untuk menjamin pasokan nikel bagi kendaraan listrik pabrikannya, kemarin, Kamis (22/07/2021), seperti dikutip dari AFP.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Tesla akan mengunci pasokan nikel dari sebuah tambang di Australia Barat, salah satu sumber nikel terbesar di dunia.
Oktober 2021
Namun sejak itu masih belum ada kepastian dari pihak Tesla apakah akan melanjutkan investasi di Indonesia hingga saat Luhut melakukan kunjungan kerja ke Washington DC, Amerika Serikat pada 17-19 Oktober 2021.
Berdasarkan keterangan resmi Kemenko Marves, Luhut juga bertemu dengan pihak Tesla dan Starlink, membahas kelanjutan rencana investasi di Indonesia.
"Sementara dengan pihak Tesla dan Starlink dibahas mengenai kelanjutan rencana investasi di Indonesia," tulis keterangan resmi Kemenko Marves, dikutip Jumat (22/10/2021).
Namun hingga saat itu masih belum ada kepastian investasi dari Tesla di Indonesia hingga akhirnya Kamis (24/3/2022), Luhut kembali mendapat kabar dari Tesla bahwa mereka akan melakukan deal dengan Indonesia.