Harga Minyak Meroket tapi Investasi Migas Seret, Kenapa?

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Kamis, 24/03/2022 21:06 WIB
Foto: Fptp/Blok Migas Pangkah/Doc PGN

Jakarta, CNBC Indonesia - Tren kenaikan harga minyak dunia yang telah tembus di atas US$ 100 per barel rupanya belum mampu mendongkrak minat investasi. Terlebih, kenaikan harga minyak ini bersifat fluktuatif atau naik turun.

Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan kenaikan harga minyak belum menjamin investor mau menggelontorkan dananya untuk pengembangan proyek migas. Mengingat kenaikan harga minyak mentah diprediksi hanya sesaat.

"Pebisnis melihat kestabilan harga. Lebih bagus harga stabil di US$ 80 per barel dibandingkan US$ 100 tapi naik turun," ujar Fatar saat menutup acara Drilling Summit Tahun 2022, Kamis (24/3/2022).


Alhasil, menurut Fatar, harga minyak yang naik tak serta merta mengerek investasi. Pasalnya, biaya yang dibayarkan perusahaan migas dalam mengoperasikan proyek juga akan turut terdampak.

Adapun, berdasarkan data Bloomberg pada Kamis (24/3/2022) pukul 17.00 WIB, harga minyak jenis Brent untuk kontrak pengiriman Mei 2022 naik 0,02% ke level US$ 121,63 per barel. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Mei 2022 turun 0,29% ke level US$ 114,60 per barel.

Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto berharap agar upaya menggenjot produksi migas nasional dapat dilakukan dengan upaya pengeboran sumur secara masif. Apalagi, di tengah tren kenaikan harga minyak mentah dunia saat ini.

"Saya hanya ingin menarik perhatian apa yang salah dengan kita saat ini? Di saat kondisi produksi lifting kita yang masih jauh tertinggal, di saat harga minyak begitu tinggi lalu kita masih meng-handle pengeboran dan upaya meningkatkan produksi biasa-biasa saja," kata Dwi.

Apalagi, rencana pengeboran sumur pengembangan hasil WP&B di tahun ini sudah diturunkan dari rencana awal menjadi 790 sumur. Namun demikian, Dwi tak membeberkan secara pasti berapa besaran target pengeboran sumur pengembangan yang sebelumnya direncanakan.

Menurutnya jika dibandingkan dengan realisasi pengeboran sumur sepanjang 2013-2014, jumlah target pengeboran sumur pada tahun ini memang cukup jauh tertinggal. Pada 2014, misalnya, pengeboran sumur yang tercapai bahkan sebanyak 1.245 sumur.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Iran-Israel Memanas, RI Hadapi Risiko Kenaikan Harga Minyak