
Sri Mulyani Bicara Nasib Rupiah Sampai Suku Bunga Tahun ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka-bukaan dengan kondisi perekonomian saat ini dan nasib ke depan di tengah tingginya ketidakpastian.
Seperti nilai tukar rupiah. Dalam asumsi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2022, dolar Amerika Serikat (AS) dipatok Rp 14.350.
Sejak awal tahun, rupiah masih berjalan cukup stabil. Namun ke depan ada beberapa sentimen negatif dari luar negeri. Antara lain kenaikan suku bunga acuan AS yang mendorong aliran modal ke luar dan ketidakpastian akibat ketegangan geopolitik.
"Pasti (rupiah) akan bergerak tapi relatif terjaga," ungkapnya dalam acara Economic Outlook 2022, Selasa (22/3/2022).
Keperkasaan rupiah didorong oleh ketahanan eksternal Indonesia, baik dari sisi ekspor akibat lonjakan harga komoditas internasional, terkendalinya defisit transaksi berjalan serta tingginya cadangan devisa Indonesia.
"Neraca dagang kita surplus dalam 22 bulan dan cadangan devisa di level tertinggi dan selama ini pondasi perekonomian makro antara fiskal dan moneter sangat baik sehingga ini menciptakan confident," paparnya.
Sementara dari sisi inflasi, Sri Mulyani menambahkan masih terkendali, walaupun ada kenaikan harga pangan dalam beberapa waktu terakhir. Sri Mulyani meyakini inflasi akan terjadi pada level 3% plus minus 1%.
Kondisi tersebut yang salah satunya akan menjadi acuan Bank Indonesia (BI) dalam menentukan suku bunga acuan. Kini BI 7 days reverse repo rate masih bertengger di level 3,5% atau terendah dalam sejarah.
"Kalau kemarin itu kita ada di range -1, di 2%. Mungkin kita akan di 3% plus 1% ada di 4%. Ini tadi karena tekanan dari luar yang luar biasa. Insyaallah akan tetap terjaga di 3% plus minus 1%," terang Sri Mulyani.
Pemerintah masih optimistis pertumbuhan ekonomi tahun ini mencapai 5,2%. "(Optimis) 5,2% mungkin kita akan alami beberapa tekanan," ujar Sri Mulyani.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 9 Bulan Tahan Suku Bunga, 5 Ekonom: BI Beraksi Usai Pilpres