Internasional

Kemenlu Angkat Bicara Soal Kunjungan Putin ke Bali

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
24 March 2022 16:21
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara selama pertemuan Dewan Keamanan di Kremlin di Moskow, Rusia, Senin, 21 Februari 2022. Putin telah mengumpulkan pejabat tinggi untuk mempertimbangkan mengakui kemerdekaan wilayah separatis di Ukraina timur. (AP/Alexei Nikolsky)et up tensions with the West amid fears that the Kremlin could launch an invasion of Ukraine imminently. (Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara selama pertemuan Dewan Keamanan di Kremlin di Moskow, Rusia, Senin, 21 Februari 2022. Putin telah mengumpulkan pejabat tinggi untuk mempertimbangkan mengakui kemerdekaan wilayah separatis di Ukraina timur. (AP/Alexei Nikolsky)

Jakarta, CNBC Indonesia- Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) buka suara soal rencana kedatangan Presiden Rusia Vladimir Putin ke G20 di Bali. Sebagai presidensi, RI memang wajib mengundang semua anggota G20.

"Perlu digarisbawahi, diplomasi Indonesia based on principal. Indonesia dalam mengetuai berbagai konferensi forum atau organisasi selalu berpegang teguh pada aturan rules of procedure dan presidensi yang berlaku, termasuk di G20, " kata Staf Khusus untuk Penguatan Program-Program Prioritas Kemlu, Dian Triansyah Djani, Kamis (24/3/2022).

"Oleh karena itu, memang menjadi kewajiban untuk semua presiden G20 untuk mengundang semua anggotanya. Kita (Indonesia) akan terus melakukan tugas kita seperti halnya presidensi-presidensi sebelumnya."

Puncak G20 sebenarya akan berlangsung Oktober. Namun RI sendiri sudah mengirimkan undangan 22 Februari lalu.

"Saya tekankan, G20 sendiri forum untuk membahas ekonomi internasional. Indonesia tentu akan fokus ke isu-isu ekonomi, isu-isu agenda prioritas kita," ujarnya lagi.

Mengenai ancaman boikot karena pro kontra kehadiran Rusia, Kemlu juga memiliki jawaban tersendiri. Ia mengaku RI bisa berkonsultasi dengan semua anggota.

"Seperti yang saya bilang dengan jelas tadi, posisi Indonesia selalu mengikuti dan akan melaksanakan tugasnya sesuai dengan presidensi-presidensi sebelumnya. Salah satu tugas presidensi juga antara lain berkonsultasi dengan semua anggota, melakukan pertemuan bilateral untuk mencari pandangan lain," katanya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kemlu Beberkan 'Oleh-oleh' di 2021, Ada Rp 637 T dari UEA

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular