SMF Bakal Jadi Akselerator Ekosistem Pembiayaan Perumahan
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF bersiap untuk mengoptimalkan perannya sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kemenkeu melalui berbagai strategi bisnis di tahun ini. Tahun lalu SMF memperkuat perannya dalam mendukung percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) khususnya di sektor perumahan baik dari sisi supply maupun demand.
Total aset SMF hingga akhir 2021 mencapai sebesar Rp 33,7 triliun. Sementara sejak 2005, total akumulasi dana yang telah dialirkan SMF ke sektor pembiayaan perumahan mencapai Rp 77,96 triliun.
Direktur utama SMF, Ananta Wiyogo mengatakan pencapaian tersebut ditopang oleh kegiatan penyaluran pinjaman sebesar Rp 8,8 triliun, serta penerbitan surat utang dan term loan sebesar Rp 7,6 triliun. Sementara laba bersih pada 2021 mencapai Rp 460 miliar.
Sepanjang tahun lalu, SMF telah menerbitkan obligasi sebesar Rp 6,1 Triliun melalui penerbitan Obligasi PUB V Tahap V sebesar Rp 1,9 Triliun, Obligasi PUB VI Tahap I sebesar Rp 1,2 Triliun, Obligasi PUB VI Tahap II sebesar Rp 2,8 Triliun, Sukuk Mudharabah PUB I Tahap III sebesar Rp 100 Miliar, dan Sukuk Mudharabah PUB II Tahap I sebesar Rp 100 Miliar. Hingga akhir 2021, posisi (outstanding) obligasi SMF mencapai Rp 16,20 Triliun.
Perseroan telah aktif menerbitkan surat utang sejak tahun 2009. Hingga akhir 2021, Perseroan sudah menerbitkan 50 kali penerbitan dengan jumlah Rp47,42 Triliun, terdiri dari 37 kali penerbitan Obligasi dan Sukuk Mudharabah (penawaran umum) sebesar Rp42,66 Triliun, 12 kali Medium Term Notes (Penawaran terbatas) sebesar Rp4,64 Triliun, dan 1 kali penerbitan Surat Berharga komersial sebesar Rp120 Miliar
"Dalam rangka mengoptimalkan peran guna mendorong perkembangan ekosistem pembiayaan perumahan nasional, di 2022 SMF akan menjalankan beberapa strategi bisnis yang terdiri sustainability, perluasan usaha, digitalisasi, reliabilitas serta sinergi," kata Ananta, dalam siaran resminya, Kamis (24/3/2022).
Melalui strategi sustainability, perusahaan akan berupaya untuk menjaga kinerja bisnisnya sebagai perusahaan pembiayaan sekunder dengan tetap sustain di tengah sektor pembiayaan perumahan pada masa pandemi yang penuh tantangan saat ini.
"Perusahaan juga akan mengimplementasikan perluasan mandat Perseroan untuk mendorong sektor pembiayaan perumahan. Selain itu, terkait digitalisasi perusahaan juga tengah mempersiapkan change technology model dengan mengintegrasikan sistem pembiayaan perumahan," kata dia.
Selain itu, melalui penguatan SDM yang berkualitas, serta peningkatan sinergi dengan berbagai pihak dalam mengembangkan inovasi untuk mendukung program Pemerintah.
Dia memaparkan sejak 2009, SMF telah berhasil memfasilitasi 14 kali transaksi sekuritisasi, dengan total nilai akumulatif sebesar Rp 12,78 triliun. Saat instrumen investasi lain tertekan di tengah wabah pandemi Covid, Efek Beragun Aset berbentuk Surat Partisipasi (EBA-SP) yang diterbitkan oleh SMF justru berhasil mempertahankan rating idAAA.
"Kondisi tersebut mencerminkan struktur EBA-SP yang diterbitkan SMF solid," tegasnya.
Dari seluruh dana yang telah dialirkan, SMF telah membiayai kurang lebih 1,254 juta debitur KPR (termasuk KPR Program FLPP) yang terbagi atas 84,34% wilayah barat, 14,96% wilayah tengah dan sisanya sebesar 0,70% wilayah timur.
Terkait program pembiayaan dalam mengoptimalkan peran dan fungsinya dalam mendorong bangkitnya industri perumahan baik dari sisi supply maupun demand sesuai perluasan mandat yang telah diberikan oleh Pemerintah, SMF juga menjaring sinergi dengan berbagai pihak. Dalam mendukung realisasi pembiayaan mikro perumahan, SMF bersinergi dengan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dalam merealisasikan Program Hunian Mikro Mekaar atau HOME.
Program ini yang merupakan pembiayaan mikro perumahan bagi nasabah PNM Mekaar, untuk pembiayaan renovasi rumah nasabah yang juga dijadikan sebagai tempat usaha. SMF juga aktif menjalin kerja sama dengan lembaga penyalur KPR baik bank konvensional, bank syariah, bank pembangunan daerah, maupun bank perkreditan rakyat di berbagai daerah di Indonesia.
Selain itu SMF juga aktif menjalankan beberapa program penugasan khusus serta inisiatif strategis, yaitu dukungan kepada Program Kredit Pemilikan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP) atau KPR Subsidi, Program Pembiayaan Homestay, dan Program Peningkatan Kualitas Rumah di Daerah Kumuh.
Pada Program KPR FLPP, SMF telah berhasil mengalirkan dana pendamping untuk mendukung penyaluran KPR FLPP bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Dana tersebut merupakan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diberikan Pemerintah kepada SMF sebesar Rp 2,25 triliun pada2021.
Seluruh dana PMN tersebut di-blended dengan dana dari penerbitan surat utang, kemudian total dananya seluruhnya digunakan untuk mendukung program KPR FLPP dalam memenuhi target subsidi pembiayaan KPR FLPP bagi 157.500 unit rumah pada 2021 bagi MBR.
Program ini merupakan sinergi SMF dengan Badan Layanan Umum Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (BLU PPDPP) Kementerian PUPR. Adapun SMF menyediakan 25% dari porsi penyaluran dana KPR FLPP sedangkan 75% porsi lainnya disediakan oleh BLU PPDPP. Pada 2021, penyaluran dana KPR FLPP mencapai Rp 24,19 triliun untuk 178.828 unit rumah, dimana porsi PPDPP (75%) sebesar Rp 19,58 triliun, yang terdiri dari dana APBN sebesar Rp 16,62 triliun dan pengembalian pokok sebesar Rp 2,96 triliun, dan porsi SMF (25%) sebesar Rp 4,62 triliun.
"Dukungan dan kolaborasi SMF pada Program KPR FLPP merupakan wujud peran Perseroan sebagai fiscal tools Kementerian Keuangan dalam meringankan beban fiskal Pemerintah dengan membiayai porsi 25% pendanaan KPR FLPP, sehingga Pemerintah hanya menyediakan 75% dari total pendanaan FLPP dari semula yang sebesar 90%," ungkap Ananta.
(rah/rah)