Bukan Cuma China, Ini Biang Kerok Harga Kedelai 'Terbang'

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
24 March 2022 12:50
Pedagang tempe melayani pembeli di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (15/2/2022). Lonjakan harga kedelai global berdampal bagi industri tempe dan tahu di dalam negeri, yang didominasi skala rumah tangga.(CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Pedagang tempe melayani pembeli di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (15/2/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kedelai impor saat ini bergerak di rentang Rp13.700 - 13.900 per kg. Melonjak dibandingkan sebelum pandemi yang di rentang Rp10.800 per kg. Sementara itu, Indonesia hingga saat ini mengandalkan pasokan kedelai impor hingga 90% dari kebutuhan nasional.

Harga kedelai di pasar internasional sebelumnya mulai menanjak sejak China memborong hampir 100 juta ton kedelai di tahun 2021 dan lebih 100 juta ton 2020 untuk kebutuhan pakan ternak.

Menurut Sekretaris Jenderal Asosiasi Importir Kedelai Indonesia (Akindo) Hidayatullah Suralaga ada banyak faktor yang memicu lonjakan harga kedelai internasional. Termasuk, inflasi Amerika Serikat (AS) yang cetak ekor 4 dekade terakhir.

"Akibatnya, input petani di AS meningkat, biaya produksi kedelai naik. Menyebabkan petani menjual dengan harga lebih tinggi," kata Hidayatullah dalam dialog Profit CNBC Indonesia, Kamis (24/3/2022).

Sementara itu, lanjut dia, produksi kedelai global juga diprediksi turun akibat gangguan cuaca di negara-negara pemasok utama. USDA, ujarnya, memprediksi produksi kedelai dunia turun menjadi 353 juta ton pada marketing year 2021/2022 dari 363 juta ton pada marketing year 2020/2021.

"Gangguan cuaca di Amerika Latin menyebabkan gangguan produksi berlanjut. Produksi di Argentina dan Brasil turun," katanya.

Kondisi itu, imbuh dia, diperparah perang Rusia-Ukraina yang juga merupakan pemasok minyak nabati dunia.

Mengutip tradingeconomics, harga kedelai internasional diprediksi mencapai US$17,26 per bushel hingga akhir kuartal-I tahun 2022. Bahkan, dalam setahun ke depan, harga diprediksi akan melonjak ke US$18,40 per bushel, rekor tertinggi.

Pada sesi perdagangan Kamis, 24 Maret 2022, harga kedelai internasional bergerak di US$17,10 - 17,12 per bushel. Level rekor sejak September 2012.

Lonjakan harga terjadi sejak Argentina mengumumkan penghentian sementara ekspor kedelai menyusul perdebatan terkait rencana kenaikan tarif ekspor, dari 31% menjadi 33%.

Konsumsi Lebaran

Di sisi lain, Hidayatullah mengatakan, hingga saat ini pasokan kedelai masih aman.

Sementara itu, konsumsi saat Ramadan - Lebaran diprediksi akan turun. Pasalnya, kata dia, perajin tahu dan tempe biasanya sudah mudik pada H-14 hingga H+7 Lebaran.

"Kalau menurut Gakoptindo, produksi sudah turun 10-40%," kata Hidayatullah.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Impor Kedelai 2,5 Juta Ton Setahun, Nilainya Capai Rp 21 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular