Dukung Rusia, Negara Ini Bakal Ikut Lawan Ukraina?
Jakarta, CNBC Indonesia - Belarusia diprediksi akan ikut menyerang Ukraina bersama Rusia. Sekutu Kremlin ini diketahui telah memainkan peran kunci dalam serangan Moskow ke Kyiv.
Pemimpin Belarusia, Alexander Lukashenko, selama ini telah mengizinkan konvoi dan pasukan Rusia untuk mendekati Kyiv dari wilayah Belarusia. Ia juga menyediakan infrastruktur militer, terutama pangkalan udara yang digunakan pesawat tempur Rusia untuk menyerang Ukraina.
Diktator Belarusia juga memberikan dukungan politik untuk agresi Rusia. Belarusia juga menentang resolusi majelis umum PBB yang mengutuk serangan Rusia (bersama Kremlin, Suriah, Korea Utara, dan Eritrea) dan membenarkan serangan tersebut.
"Seperti tetangga timurnya, rezim Lukashenko menangkap dan menindas mereka yang berani memprotes perang," tulis Ryhor Astapenia, Direktur Inisiatif Belarus di Chatham House sekaligus Direktur Penelitian Center for New Ideas, dikutip dari Guardian, Kamis (24/3/2022).
Namun, kata Astapenia, Lukashenko terus menyangkal bahwa pasukan Belarusia dapat digunakan untuk membantu serangan Rusia di Ukraina. Potensi penggunaan tentara Belarusia oleh Kremlin sendiri bergantung pada sejauh mana Lukashenko memiliki cukup agensi untuk membuat keputusan independen.
Partisipasi Belarusia menunjukkan bahwa kemerdekaannya terbatas, sebab Minsk akan membayar mahal untuk keterlibatannya. Rezim Lukashenko kemungkinan tahu jika terlibat langsung dalam perang akan menyebabkan sanksi Barat yang lebih parah dan isolasi internasional.
"Ini artinya Belarusia hanya akan dapat mengembangkan hubungan politik dan ekonomi dengan Rusia, yang kemudian akan dapat mendikte persyaratannya sendiri. Oleh karena itu, rezim setidaknya berusaha menahan diri dari keterlibatan penuh dalam perang," tambah Astapenia.
Barat sendiri telah memandang Lukashenko sebagai co-agresor Ukraina. Sanksi juga dijatuhkan ke Belarusia.
Seperti diketahui, sebagian besar ekspor Belarusia ke negara-negara barat, termasuk produk minyak bumi, sekarang dikenakan embargo.Banyak perusahaan berada di bawah sanksi dan telah kehilangan kepercayaan pasar.
Sebagian besar pekerja IT Belarusia dan perusahaan barat telah pergi. Rantai logistik telah terputus dan rubel Belarusia dengan cepat mendevaluasi. Meskipun demikian, sanksi tidak terlalu berat karena Belarus dianggap sebagai "kaki tangan" daripada pemrakarsa serangan Ukraina.
Rusia sendiri sudah menyerang Ukraina sejak 24 Februari, Kremlin menyebutnya sebagai "operasi khusus" untuk mendemiliterisasi Ukraina dan membersihkannya dari nasionalis berbahaya. Ukraina dan Barat mengatakan ini adalah dalih tak berdasar untuk agresi.
(tfa/tfa)