'Ritual' Tahunan Ramadan: Harga-harga Beterbangan!

Maesaroh, CNBC Indonesia
Rabu, 23/03/2022 15:49 WIB
Foto: Penjualan Minyak Goreng (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bulan Ramadan tinggal hitungan hari. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, kedatangan bulan puasa akan disambut suka cita sekaligus diiringi sejumlah kekhawatiran, termasuk kekhawatiran lonjakan harga kebutuhan pokok.

Seperti halnya iringan lagu religi, menjamurnya penjual kolak, dan kembali ramainya masjid oleh ibadah tarawih, kenaikan inflasi adalah sebuah tradisi yang selalu hadir pada bulan ramadhan. Secara historis, inflasi Indonesia akan mencapai puncak pada Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri karena melonjaknya permintaan barang dan jasa.



Tidak hanya sembako yang naik, tarif angkutan udara hingga angkutan antar kota juga biasanya naik menjelang Hari Raya Idul Fitri. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada lima tahun terakhir menunjukkan inflasi bulanan tertinggi paling sering terjadi di Desember karena bulan Ramadhan biasanya membentang selama dua bulan sehingga inflasi tidak menumpuk dalam satu bulan.

Pada 2018, misalnya, inflasi pada periode Ramadan (Mei dan Juni) tercatat 0,21% dan 0,59% atau rata-rata 0,4%, lebih rendah dibandingkan dengan Desember (0,62%).



Berbeda ceritanya jika Ramadhan jatuh pada satu bulan saja seperti yang terjadi pada 2011. Pada tahun tersebut, Ramadhan jatuh satu bulan Agustus dan inflasi pada bulan tersebut menembus 0,93% atau hampir seperempat dari inflasi di akhir tahun tersebut (3,79%).

Lonjakan inflasi Ramadan dan Hari Raya yang sangat tinggi terjadi pada 2013 dan 2014. Pada 2013, awal Ramadan jatuh pada 10 Juli dan Hari Raya Idul Fitri pada 8 Agustus. Inflasi bulanan pada Juli 2013 menembus 3,29% dan Agustus sebesar 1,12%. Selain karena kenaikan harga sembako, lonjakan inflasi dipicu oleh kenaikan harga BBM pada Juni.

Inflasi hampir 1% juga terjadi pada bulan Ramadan 2014. Pada saat itu, awal puasa jatuh pada akhir Juni sementara lebaran pada akhir Juli. Inflasi Juli mencapai 0,93%.

Anomali tingginya inflasi pada Ramadan terjadi pada tahun 2020. Pada saat itu, umat Islam menjalani ibadah puasa Ramadan di awal 24 April 2020, atau sebulan setelah pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Pembatasan mobilitas dan pelemahan daya beli membuat inflasi bulanan pada April hanya tercatat 0,08% dan 0,07% pada Mei.

Dalam empat tahun terakhir, juga ada pergeseran penyebab inflasi Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri. Bila sebelumnya, sembako menjadi faktor utama pendongrak inflasi Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri maka pada 2018 dan 2019 adalah tarif angkutan udara menjadi faktor utama pendongkrak inflasi.


(mae/mae)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Inflasi Inggris Betah di Level Tinggi Pada Mei 2025

Pages