Ramai Pejabat Bicara Soal Harga Pertamax, Siap-Siap Naik Nih?

redaksi, CNBC Indonesia
Rabu, 23/03/2022 10:47 WIB
Foto: Infografis/ Bukan Amerika Serikat, Ini Negara yang Jual BBM ‘Pertamax’ Termahal! / Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Sinyal pemerintah mengizinkan naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin dengan nilai oktan (RON) 92 alias Pertamax yang dijual PT Pertamina (Persero) semakin kuat.

Hal ini ditandai dengan sejumlah pejabat di lingkup pemerintahan yang angkat suara terkait harga keekonomian Pertamax. Seperti diketahui, Pertamina hingga saat ini masih menahan harga Pertamax pada kisaran Rp 9.000 - Rp 9.400 per liter, tidak naik sejak Februari 2020 sebelum pandemi Covid-19.

Sementara para pesaingnya, seperti Shell Indonesia dan BP-AKR telah menaikkan harga bensin RON 92 berkali-kali. Harga terkini bensin RON 92 yang dijual Shell Indonesia misalnya, yakni Shell Super, pada 1 Maret 2022 dibanderol Rp 12.990 per liter, sementara BP-AKR menjual BP 92 pada harga Rp 12.500 per liter.


Berikut sederet pejabat pemerintah yang tiba-tiba berbicara mengenai harga bensin Pertamax:

1. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, batas atas harga jual jenis BBM non subsidi dengan nilai oktan (RON) 92 seperti Pertamax yang dijual PT Pertamina (Persero) pada Maret 2022 mencapai sebesar Rp 14.526 per liter.

Harga keekonomian Pertamax tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan harga jual ke masyarakat yang masih ditahan di harga Rp 9.000 per liter.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, harga keekonomian Pertamax tersebut merupakan cerminan dari harga keekonomian BBM berdasarkan formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran jenis BBM umum (non subsidi).

"Yang pasti saat ini semua SPBU menjual RON 92 di bawah harga batas atas tersebut, di berbagai SPBU tercatat kisaran Rp 11.000-14.400 per liter, kecuali Pertamina saat ini masih menjual RON 92 atau Pertamax cukup rendah sebesar Rp 9.000 per liter. Untuk harga BBM jenis umum memang ditetapkan badan usaha, yang penting tidak boleh melebihi batas atas yang ditetapkan yaitu Rp 14.526 per liter untuk Maret 2022," papar Agung, seperti dikutip dari keterangan resmi Kementerian, Senin (21/03/2022).

Dia menjelaskan, perhitungan harga keekonomian tersebut merujuk pada harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) bulan Februari 2022 sebesar US$ 95,72 per barel. Sedangkan angka sementara ICP Maret 2022 sampai tanggal 17 Maret 2022 sudah lebih tinggi lagi, yakni sebesar US$ 114,77 per barel.

"ICP sementara masih tinggi, di atas US$ 114 per barel. Harga minyak Brent lebih tinggi lagi. Tingginya harga minyak tidak hanya berdampak pada APBN, tetapi harga penyediaan BBM. Untuk melindungi masyarakat, BBM bersubsidi seperti misalnya solar, minyak tanah, dan BBM yang paling banyak dikonsumsi masyarakat seperti Pertalite harganya tetap dijaga," tutur Agung.

2. Sri Mulyani

Begitu juga dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Meski untuk harga bensin Pertalite (RON 90) menurutnya tidak akan dinaikkan, namun hal serupa tidak ditegaskan untuk bensin Pertamax.

Sri Mulyani tidak menjelaskan gamblang terkait nasib harga Pertamax, namun menurutnya ini akan terkena imbas dari kenaikan harga minyak karena termasuk BBM non subsidi dan mayoritas dikonsumsi oleh masyarakat golongan atas.

"..Pertamax kena karena dia nggak disubsidi, untuk masyarakat atas," ujarnya saat diwawancara Chairman & Founder CT Corp Chairul Tanjung dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2022, Selasa (22/3/2022).

Sementara untuk bensin Pertalite, pemerintah masih akan memberikan kompensasi kepada Pertamina karena tidak menaikkan harga.

"BBM nggak naik.. Pertalite gak diubah dan ini sebabkan nanti (pemerintah) bayar kompensasi ke Pertamina," tuturnya.


3. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga ikut buka suara terkait isu harga Pertamax.

Arya Sinulingga, Staf Khusus Menteri BUMN, mengatakan sudah saatnya harga jual bensin Pertamax dikaji ulang. Seperti diketahui, harga bensin Pertamax hingga saat ini masih dibanderol Rp 9.000 per liter, tidak naik sejak dua tahun lalu.

Sementara harga keekonomian Pertamax, menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), kini telah mencapai Rp 14.526 per liter karena melonjaknya harga minyak mentah dunia, terutama sejak serangan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu.

Menurut Arya, perlu dikaji ulangnya harga jual Pertamax ini karena bensin ini sudah dikonsumsi oleh mobil mewah.

"Sudah saatnya dihitung ulang berapa harga yang layak yang diberikan Pertamina untuk harga Pertamax yang dikonsumsi oleh mobil-mobil mewah. Ini untuk keadilan semua," tuturnya, Selasa (22/3/2022).

Dia memaparkan, porsi konsumsi Pertamax oleh masyarakat sekitar 13% dari total konsumsi BBM di Indonesia. Bila harga Pertamax terus dipertahankan di bawah harga keekonomiannya, maka menurutnya Pertamina memberikan subsidi pada mobil mewah.

"Seperti diinformasikan, harga BBM dunia naik dan seperti hitungan dari kawan-kawan Kementerian ESDM RON 92 atau Pertamax itu harga keekonomiannya Rp 14.500. Dan kita tahu Pertamax ini jumlahnya 13% dari konsumsi BBM di Indonesia dan pada umumnya mobil-mobil mewah," tuturnya.

"Dengan harga BBM Pertamax Rp 9.000 ini bisa dikatakan posisinya Pertamina saat ini seakan-akan mensubsidi Pertamax. Dan ini jelas, artinya Pertamina subsidi mobil mewah yang pakai Pertamax. Ini perlu dihitung ulang supaya ada juga keadilan, jangan sampai Pertamina memberikan subsidi yang begitu besar kepada mobil mewah yang memanfaatkan Pertamax," lanjutnya.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertamina Masih Akan Tingkatkan Pasokan BBM 5 Tahun Ke Depan