Harga Bensin Pertamax Naik, Ini Dampak Ngerinya!

Maesaroh & Maesaroh, CNBC Indonesia
Selasa, 22/03/2022 16:27 WIB
Foto: Ilustrasi Pertamax Turbo (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memberi sinyal untuk mengizinkan PT Pertamina (Persero) menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Kenaikan diperkirakan bisa mendongkrak inflasi Indonesia ke atas 3%.

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz mengatakan dampak kenaikan BBM ke inflasi akan sangat bergantung pada besaran kenaikannya. Dalam hitungan Bank Danamon, setiap kenaikan Rp 500 per liter bisa mendorong inflasi hingga 0,69 percentage points (pcp) dari asumsi awal.

"Kenaikan Rp 1.000 per liter bisa berdampak 1,44 pcp ke baseline dan bila naik Rp 2.000 bisa hingga 2,62 pcp," tutur Irman, kepada CNBC Indonesia.


Irman memperkirakan inflasi pada akhir tahun bisa mengarah ke 4% bila tanpa kenaikan harga BBM. "Jika (BBM) dinaikkan dapat berpotensi lebih tinggi di berbagai skenario tersebut," tuturnya.

UOB Bank telah merevisi proyeksi inflasi mereka dari 2,4% ke 3,3% menyusul adanya kenaikan komoditas energi dan pangan. Proyeksi tersebut sudah menghitung kemungkinan kenaikan harga BBM.

"Kenaikan harga energi dan pangan di tingkat global telah menambah tekanan inflasi lebih cepat dibandingkan proyeksi awal kami," tutur Enrico Tanuwidajaja dalam laporan mereka Quarterly Global Outlook 2Q 2022: The Price Of War.



Dalam laporan mereka Focus ASEAN-6: Assessing the impact of oil and geopolitics, DBS menjelaskan andil komponen energi terhadap basket inflasi di negara-negara ASEAN sekitar 8-14%. Karena itulah, kenaikan harga energi di tingkat global akan meningkatkan tekanan ke inflasi kelompok harga diatur pemerintah.

"Keputusan final penyesuaian tarif ada di kemauan otoritas untuk menyikapi kenaikan harga energi tersebut sekaligus untuk mengurangi kerugian BUMN dan tekanan ke fiskal pemerintah," tutur DBS dalam laporan mereka.

 


(mae/mae)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Hanif Faisol: Jabodetabek Harus Pakai BBM Standar Euro IV

Pages