
Menko Airlangga Ungkap Ada 'Black Swan' Ekonomi Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto mengungkapkan saat ini ekonomi global masih menghadapi tantangan ketidakpastian atau black swan.
Istilah black swan diartikan sebagai peristiwa tak terduga yang melampaui apa yang biasanya diharapkan dari suatu situasi dan memiliki konsekuensi yang berpotensi parah.
Berbasis data lembaga internasional seperti World Bank, International Monetary Fund (IMF), Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), pertumbuhan ekonomi pada 2022 diperkirakan jauh lebih lambat yakni 4,1% sampai 4,5%.
Airlangga menjelaskan, berbagai faktor menjadi down risk ekonomi global pada tahun ini di antaranya ketidakpastian pandemi global akibat varian baru Covid-19, disrupsi rantai pasok global akibat pandemi Covid-19, normalisasi kebijakan di Amerika Serikat, dan perubahan iklim.
Lebih dari itu semua, yang juga berdampak terhadap potensi melambatnya ekonomi dunia di tahun ini yakni tensi geopolitik yang belum usai antara Rusia dan Ukraina.
"Yang paling utama saat ini adalah geopolitik Rusia dan Ukraina sebagai ketidakpastian baru atau black swan bagi ekonomi global," jelas Airlangga dalam CNBC Indonesia Economic Outlook 2022, Selasa (22/3/2022).
Pasalnya, lanjut dia, Rusia merupakan sebagai salah satu pemasok energi terbesar di dunia, dengan pasokan gas alam mencapai 16%, minyak 11% dari pasokan global. Selain itu, Rusia dan Ukraina merupakan salah satu penghasil gandum, pupuk, dan logam bahan baku industri - seperti nikel dan paladium.
Hal tersebut, kata Airlangga tentu berdampak pada tingginya inflasi energi, pangan, yang juga sebelumnya telah meningkat akibat pandemi Covid-19.
"OECD dalam laporan Maret 2020 menyatakan, jika konflik Rusia dan Ukraina tidak segera selesai, maka inflasi global akan berpotensi meningkat 2,5% dan pertumbuhan ekonomi dapat berkontraksi hingga minus 1,08% dari proyeksi sebelumnya," jelas Airlangga.
(cap/cap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Berkah Ramadan! Ini Deretan Bansos dari Pemerintah
