Internasional

Bukan Rusia atau China, Ini Musuh Baru yang Dihadapi AS

Lucky Leonard Leatemia, CNBC Indonesia
22 March 2022 08:35
Federal Reserve Chair Jerome Powell removes his glasses as he listens to a question during a news conference after the Federal Open Market Committee meeting, Wednesday, Dec. 11, 2019, in Washington. The Federal Reserve is leaving its benchmark interest rate alone and signaling that it expects to keep low rates unchanged through next year. (AP Photo/Jacquelyn Martin)
Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell (AP Photo/Jacquelyn Martin)

Jakarta, CNBC Indonesia - 'Hantu' inflasi terus membayangi Amerika Serikat (AS). Kondisi itu pun direspons oleh Gubernur Federal Reserve Jerome Powell yang berjanji akan mengambil tindakan ketat karena hal tersebut membahayakan pemulihan ekonomi yang sedang berjalan.

"Pasar tenaga kerja sangat kuat, dan inflasi terlalu tinggi," kata pemimpin bank sentra tersebut seperti dikutip CNBC International, Selasa (22/3/2022).

Pernyataan tersebut muncul setelah kurang dari sepekan lalu The Fed menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam lebih dari 3 tahun dalam upaya untuk memerangi inflasi yang berjalan pada level tertinggi dalam 40 tahun.

Powell pun menegaskan kenaikan suku bunga akan berlanjut sampai inflasi terkendali. Kenaikan pun bisa lebih tinggi dari 25 basis poin seperti yang telah disetujui sebelumnya. Kebijakan ketat lainnya pun akan terus dipertimbangkan.

"Kami akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan kembalinya stabilitas harga.

Para pejabat The Federal Open Market Committee (FOMC) mengindikasikan kenaikan 25 basis poin kemungkinan terjadi dalam sisa enam pertemuan mereka tahun ini.

Namun, pasar juga melihat peluang kenaikan menjadi 50 basis poin pada pertemuan Mei nanti.

Sebelumnya, Powell mengatakan terdapat sejumlah tekanan dan faktor ekonomi yang muncul, khususnya terkait pandemi Covid-19 yang menyebabkan terganggunya rantai pasok global.

Dia juga menyinggung serangan Rusia ke Ukraina yang menjadi faktor pemberat inflasi dan rantai pasok.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lebih Ngeri Dari Perang, Musuh Baru Ini Gentayangan di AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular