Beneran Harga Pertamax Bakal Naik? Ini Kata Pertamina

Pratama Guitarra, CNBC Indonesia
21 March 2022 13:15
Ilustrasi Pertamax Turbo (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Pertamax Turbo (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak melesatnya harga minyak mentah dunia dipicu perang Rusia dan Ukraina, PT Pertamina (Persero) memang belum mengerek harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi seperti ROIN 92 atau Pertamax.

Mengacu data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) harga keekonomian BBM umu RON 92 itu mencapai Rp 14.526 per liter, sementara harga BBM Pertamax milik Pertamina masih ditahan dan dibanderol seharga Rp 9.000 per liter.

Menanggapi hal itu, Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengakui bahwa harga keekonomian bensin Pertamax memang ada gap yang cukup besar.

"Memang ada gap besar. Kami masih mereview dan juga berkoordinasi dengan stakeholder," terang Irto kepada CNBC Indonesia, Senin (21/3/2022).

Mohammad Faisal, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, mengatakan harga BBM nonsubsidi sudah seharusnya mengikuti harga pasar. Pengguna BBM nonsubsidi adalah kalangan mampu sehingga kenaikan harganya tidak terlalu masalah karena mereka memiliki daya beli kuat. Apalagi setelah pandemi COVID-19 daya beli antara kelompok masyarakat atas dan bawah makin melebar.

"Penaikan harga BBM nonsubsidi juga tidak akan mengganggu indikator ekonomi makro," ujarnya, Senin (21/3/2022).

Menurut Faisal, bila dilihat dari proporsi penggunaannya, BBM nonsubsidi tidak besar. Paling banyak penggunaannya dan subsidi terutama adalah Pertalite, kendati BBM dengan kadar oktan 90 ini tidak termasuk dalam BBM Penugasan.

"Inflasi BBM itu dipengaruhi terutama dari konsumsi Pertalite yang penggunaan lebih banyak dan mempengaruhi juga ke harga lain terutama sembako. Kalau Pertamax beda. Distribusi barang kan tidak pakai BBM Pertamax," ujarnya.

Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM, Agung Pribadi menyatakan, harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) atau ICP bulan Februari 2022 sebesar US$ 95,72 per Barel. Sedangkan angka sementara ICP Maret 2022 sampai tanggal 17 Maret 2022 sebesar US$ 114,77 per barel.

"ICP sementara masih tinggi, diatas US$114 per barel. Harga minyak Brent lebih tinggi lagi. Tingginya harga minyak tidak hanya berdampak pada APBN, tetapi harga penyediaan BBM. Untuk melindungi masyarakat, BBM bersubsidi seperti misalnya solar, minyak tanah, dan BBM yang paling banyak dikonsumsi masyarakat seperti Pertalite harganya tetap dijaga," ungkap Agung.

Sebagai informasi bahwa batas atas harga jual jenis BBM umum RON 92 untuk bulan Maret 2022 sebesar Rp. 14.526 per liter. Harga tersebut merupakan cerminan dari harga keekonomian BBM berdasarkan formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran jenis BBM Umum. Harga Jual BBM RON 92 di SPBU saat ini bervariasi tergantung para Badan Usaha.

"Yang pasti saat ini semua SPBU menjual RON92 dibawah harga batas atas tersebut, di berbagai SPBU tercatat kisaran Rp.11.000-14.400 per liter, kecuali Pertamina saat ini masih menjual RON92 atau Pertamax cukup rendah sebesar Rp. 9.000 per liter. Untuk harga BBM jenis umum memang ditetapkan badan usaha, yang penting tidak boleh melebihi batas atas yang ditetapkan yaitu Rp. 14.526 per liter untuk Maret 2022," tambahnya.

Sebagai gambaran, kisaran harga BBM non-subsidi di beberapa negara ASEAN, antara lain Singapura Rp 30.800 per liter, Thailand Rp 20.300 per liter, Laos Rp 23.300 per liter, Filipina Rp 18.900 per liter, Vietnam Rp 19.000 per liter, Kamboja Rp 16.600 per liter, Myanmar Rp 16.600 per liter.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bye-Bye Premium-Pertalite

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular