Membela Rusia, China: Sanksi Terhadap Rusia Makin Keterlaluan
Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Luar Negeri China Le Yucheng mengatakan sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat terhadap Rusia atas Ukraina semakin "keterlaluan".
Berbicara pada Sabtu (19/3/2022), Le juga mengakui sudut pandang Moskow tentang NATO, mengatakan aliansi itu seharusnya tidak berkembang lebih jauh ke timur dan memaksa kekuatan nuklir seperti Rusia "terpojok".
"Sanksi terhadap Rusia semakin keterlaluan," kata Le di forum keamanan di Beijing, menambahkan bahwa warga Rusia kehilangan aset luar negeri "tanpa alasan", sebagaimana dikutip oleh Reuters.
"Sejarah telah membuktikan berkali-kali bahwa sanksi tidak dapat menyelesaikan masalah. Sanksi hanya akan merugikan rakyat biasa, berdampak pada sistem ekonomi dan keuangan... dan memperburuk ekonomi global."
Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus" yang dikatakan tidak dirancang untuk menduduki wilayah tetapi untuk menghancurkan kemampuan militer tetangganya. Ini juga bertujuan untuk menangkap nasionalis berbahaya.
Moskow juga telah menuntut jaminan yang mengikat secara hukum dari NATO bahwa mereka akan menghentikan ekspansinya dan kembali ke perbatasannya pada tahun 1997.
"Pengejaran keamanan absolut ini (oleh NATO) justru mengarah pada non-keamanan absolut," kata Le. "Konsekuensi memaksa kekuatan besar, terutama tenaga nuklir, ke sudut bahkan lebih tak terbayangkan."
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sendiri mengatakan minggu ini bahwa Ukraina dapat menerima jaminan keamanan internasional yang menghentikan tujuan lama untuk bergabung dengan NATO.
China sendiri belum mengutuk tindakan Rusia di Ukraina atau menyebutnya sebagai invasi, meskipun telah menyatakan keprihatinan mendalam tentang perang yang terjadi. Beijing juga menentang sanksi ekonomi terhadap Rusia atas Ukraina, yang dikatakan sepihak dan tidak diizinkan oleh Dewan Keamanan PBB.
Dalam percakapan telepon pada Jumat antara Joe Biden dan Xi Jinping, presiden AS memperingatkan mitranya dari China tentang "konsekuensi" jika Beijing memberikan dukungan material untuk serangan Rusia, kata Gedung Putih.
(tfa/tfa)