Dorong Investasi Hijau, PT SMI-ADB-CBI Rilis GIIO Report 2022

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
Sabtu, 19/03/2022 11:10 WIB
Foto: Dok: PT SMI

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (PT SMI), Asian Development Bank (ADB), dan Climate Bonds Initiative (CBI) meluncurkan laporan Green Infrastructure Investment Opportunities (GIIO): Green Recovery. Laporan ini mengidentifikasi dan menganalisis beberapa proyek infrastruktur hijau yang terbuka untuk investasi dan pengembangan potensial di Indonesia.

Laporan ini merupakan yang ketiga dalam seri Climate Bonds GIIO Indonesia, laporan perdana diterbitkan di tahun 2018 dan diperbarui pada akhir 2019. Adapun laporan ini menitikberatkan pada peran pendanaan sektor swasta dalam menutup kesenjangan infrastruktur hijau dan mitigasi iklim, serta menampilkan total delapan proyek hijau di empat sektor, yakni energi terbarukan, transportasi rendah karbon, infrastruktur air, dan pengelolaan limbah. Selain itu, ada sekitar lima 50 samples project pipeline yang membutuhkan pinjaman dan investasi, juga diidentifikasi.

Masih menurut laporan tersebut, diperlukan USD451 miliar untuk membiayai infrastruktur pada tahun 2024, di mana sektor swasta menyumbang 42% dari kebutuhan pendanaan. Sektor energi dan transportasi bertanggung jawab atas lebih dari 90% kebutuhan pendanaan mitigasi iklim Indonesia sebesar USD245 miliar dari USD264 miliar yang dibutuhkan pada tahun 2030.


Labelled bonds, seperti obligasi hijau atau keberlanjutan, telah digunakan untuk menarik modal swasta hijau. Green bond (obligasi hijau) senilai Rp500 miliar (USD34.9 juta) yang diterbitkan pada tahun 2018 oleh PT SMI adalah contohnya. Hingga saat ini, Indonesia telah menerbitkan 17 obligasi hijau, sosial dan keberlanjutan dengan nilai USD7,7 miliar.

Pada tahun 2022, direncanakan penerbitan obligasi hijau oleh dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) energi besar, yakni PLN dan Pertamina, untuk membiayai aset energi terbarukan. Proyek infrastruktur hijau seperti yang diidentifikasi dalam laporan dapat mendorong stimulus hijau Indonesia, mempromosikan penciptaan lapangan kerja hijau, serta menangani perubahan iklim. 

Laporan ini juga menganalisis tren saat ini dalam dukungan kebijakan penerbitan obligasi hijau, sosial, dan keberlanjutan domestik, jalur infrastruktur hijau Indonesia yang luas yang terbuka untuk investasi melalui instrumen keuangan hijau, dan fasilitas de-risking untuk meningkatkan bankability proyek infrastruktur.

Anouj Mehta, Country Director, Thailand Resident Mission, and Unit Head of the ASEAN Catalytic Green Finance facility, Southeast Asia Department, ADB menyatakan, peran multilateral seperti ADB di sisi obligasi hijau adalah mencoba untuk membantu mengatasi berbagai tantangan di antaranya perubahan iklim.

"Pada area ini saya rasa ADB maupun bank multilateral lainnya perlu bekerja sama dengan baik dengan pemerintah daerah maupun pemerintah internasional untuk dapat membuat program maupun memberikan dukungan yang nyata dalam rangka menciptakan transisi iklim yang hijau dan berkelanjutan," tukasnya.

Sedangkan Direktur Utama PT SMI Edwin Syahruzad menyatakan, infrastruktur hijau di Indonesia tumbuh secara ekspansif, di mana blended finance melalui skema SDG Indonesia One (SIO) serta penerbitan green bond menjadi contoh alternatif pembiayaan dari PT SMI yang dapat dimanfaatkan pada sektor ini. SIO merupakan inisiatif strategis yang dibentuk oleh PT SMI bersama Kementerian Keuangan pada tahun 2018 dalam rangka memberikan solusi terhadap permasalahan climate finance.

"PT SMI juga senantiasa berupaya dalam melengkapi fitur-fitur yang ada pada platform tersebut sehingga ke depan SDG Indonesia One diharapkan dapat turut membantu menangani dan memberikan solusi pada carbon finance serta menjadi jembatan menuju akses international flow of finance and capital. Kami percaya bahwa Indonesia dapat mencapai target pembangunannya secara berkelanjutan melalui investasi pada proyek infrastruktur hijau di Indonesia," tutur Edwin.

Sementara itu, Sean Kidney, CEO Climate Bonds Initiative, juga menyatakan, infrastruktur hijau menghadirkan peluang investasi yang sangat besar bagi Indonesia. Pihaknya tahu bahwa investor global memperhatikan penerbitan obligasi hijau dan berkelanjutan dari pasar negara berkembang.

"Aset seperti energi bersih dan transportasi hijau biasanya memenuhi syarat untuk sertifikasi, dan kami berharap dapat melihat sejumlah besar penerbitan obligasi datang dari Indonesia pada tahun 2022," katanya.


(bul/bul)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Teken MoU, PT SMI Siap Bangun Infrastruktur Pembangkit Hidrogen