Tentara Rusia Disebut Sudah Lemas, Kurang Makan di Ukraina
Jakarta, CNBC Indonesia - Tentara Rusia yang berada di Ukraina saat ini dilaporkan mengalami kelaparan. Hal ini terjadi lantaran distribusi pasokan logistik yang terganggu.
Data terbaru diungkap Kementerian Pertahanan (Kemhan) Inggris. Intelijen mengatakan saat ini permasalahan tersebut sudah dialami lini-lini terdepan tentara pemerintah Presiden Vladimir Putin.
Tak hanya makanan, mereka juga mengalami persoalan distribusi bahan bakar. Sehingga kesulitan untuk melanjutkan serangan dan membuat kemajuan.
"Keengganan untuk bermanuver lintas negara, kurangnya kontrol udara dan keterbatasan kemampuan menjembatani mencegah Rusia secara efektif memasok pasukan maju mereka dengan kebutuhan dasar seperti makanan dan bahan bakar," kata kementerian itu seperti dituliskan CNN International, Jumat (18/3/2022)
"Serangan balik Ukraina yang tak henti-hentinya memaksa Rusia untuk mengalihkan sejumlah besar pasukan ke lini pasokan mereka sendiri. Ini sangat membatasi potensi ofensif Rusia."
Hambatan kemajuan Rusia ini telah menjadi pertanyaan beberapa kalangan. Pasalnya hingga tiga pekan serangan pasukan Kremlin, ibu kota Ukraina Kyiv belum dapat ditaklukan.
Sementara itu, Direktur Kebijakan Luar Negeri dan Pertahanan American Enterprise Institute, Kori Schake, mempertanyakan profesionalitas pasukan Rusia. Apalagi beberapa laporan menyebut tentara banyak yang baru saja menyelesaikan latihannya dan masih belum berpengalaman di medan perang.
Schake berpendapat ini akan menjadi lebih berbahaya dan brutal bagi masyarakat Ukraina. Pasalnya serangan yang dilancarkan pasukan-pasukan itu justru lebih banyak membawa kerusakan bagi warga sipil dan tidak begitu banyak mengenai target.
"Ada alasan untuk khawatir bahwa ketidakmampuan dan kurangnya profesionalisme yang ditunjukkan pasukan Rusia dalam tiga minggu pertama konflik membuat pertempuran jauh lebih brutal bagi warga sipil daripada militer yang lebih kompeten dan meningkatkan prospek bahwa perang meningkat," terangnya kepada Washington Post.
Hingga saat ini PBB melaporkan bahwa 1.300 warga Ukraina tewas dalam serangan Rusia ini. Namun data pemerintah Ukraina lebih besar dari itu.
Sementara ada 2,5 juta warga yang telah mengungsi keluar dari negara itu. Perang sudah membuat harga komoditas melambung tinggi dan memicu kelangkaan energi dan pangan.
(sef/sef)