RI Akan Umumkan Pemensiunan PLTU Batu Bara di Ajang G20

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Kamis, 17/03/2022 21:28 WIB
Foto: Infografis/ Perjalanan PLN Pensiunkan PLTU Batu Bara/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia resmi memegang keketuaan atau Presidensi G20 2022 yang sudah mulai berlaku sejak 1 Desember 2021, dan akan berakhir pada 30 November 2022.

Di tengah momentum sebagai Presidensi G20 ini, pemerintah berencana untuk mengikrarkan komitmennya untuk memensiunkan 5,5 Giga Watt (GW) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara pada saat puncak pergelaran acara G20 di Bali pada Oktober-November 2022 mendatang.

Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.


"Kita sebagai negara salah satu yang akan melakukan showcase di G20, kita akan umumkan 5,5 Giga Watt yang akan kita early retire dari coal-fire," ungkap Luhut dalam 'Grand Launching Proyek Investasi Berkelanjutan' di Jakarta, Kamis (17/3/2022).

Luhut mengungkapkan penghentian operasional PLTU sebanyak 5,5 GW tersebut akan dicapai pada 2030 mendatang. Hal ini dilakukan juga seiring upaya pemerintah untuk meningkatkan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT).

Ditargetkan, porsi pembangkit EBT bisa mencapai 51% dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030. Indonesia juga berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon minimal 29% pada 2030 dengan upaya sendiri dan dapat mencapai netral karbon atau net zero emission pada 2060 atau lebih awal.

Sebelumnya, di beberapa kali kesempatan Luhut mengungkapkan, untuk memensiunkan 5,5 GW PLTU tersebut dibutuhkan dukungan investasi sebesar US$ 8,58 miliar atau setara Rp 122,69 triliun (kurs Rp 14.300 per US$).

Pemerintah sendiri telah menerbitkan berbagai kebijakan agar upaya penutupan PLTU itu berjalan lebih cepat. Salah satunya Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon.

"Kita punya kontribusi yang konkrit, gak hanya bicara pada wacana-wacana, karena ini dampaknya pada banjir, kekeringan, kekurangan bahan pangan, dan penyebaran penyakit," tuturnya.

Lagi pula, Indonesia sebagai negara kepulauan tidak perlu khawatir jika 5,5 GW PLTU batu bara dipensiunkan. Mengingat, Indonesia memiliki potensi EBT hingga 437,4 GW.

Potensi EBT tersebut terdiri dari laut sebesar 17,9 GW, panas bumi atau geothermal sebesar 23,9 GW, bioenergi sebesar 67,8 GW, wind atau angin sebesar 60,6 GW, hydro atau air sebesar 94,6 GW, dan tenaga surya (matahari) sebesar 207,8 GW.

Sayangnya, kapasitas pembangkit EBT yang baru terpasang di dalam negeri baru mencapai 10,4 GW atau 2,5%.

"Potensi EBT salah satu terbesar, ada 437 GW dan baru digunakan 2,5%. Jadi bisa dibayangkan potensi ini. Kami tidak punya masalah, yang mau earlier retire (PLTU), kita sudah punya gantinya," jelas Luhut.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PLTU Bertambah, Energi Terbarukan Tetap Jadi Prioritas