Rusia Sebut Banyak Pengkhianat di Negaranya, Siapa Mereka?
Jakarta, CNBC Indonesia - Kremlin mengatakan banyak orang Rusia yang berkhianat. Hal ini ditandai dengan banyaknya orang yang mengundurkan diri dari pekerjaan mereka dan meninggalkan negara itu.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov membuat komentar sehari setelah Presiden Vladimir Putin menyampaikan peringatan keras kepada "pengkhianat" Rusia.
"Dalam masa-masa sulit seperti itu ... banyak orang menunjukkan warna aslinya," kata Peskov kepada wartawan melalui panggilan konferensi, Kamis (17/3/2022), dikutip dari Reuters.
"Sangat banyak orang yang menunjukkan diri mereka, seperti yang kami katakan dalam bahasa Rusia, sebagai pengkhianat."
"Mereka sendiri menghilang dari masyarakat. Beberapa orang meninggalkan pos mereka, beberapa meninggalkan kehidupan kerja aktif mereka, beberapa meninggalkan negara dan pindah ke negara lain. Begitulah pembersihan ini terjadi," tambahnya.
Peskov mengacu pada komentar Putin pada Rabu lalu, bahwa Rusia akan menjalani "pembersihan diri" yang alami dan perlu karena orang-orang dapat "membedakan patriot sejati dari sampah dan pengkhianat".
Raja batu bara dan pupuk Andrey Melnichenko adalah salah satu warga Rusia yang meminta negaranya mengakhiri serangan ke Ukraina.
Menurutnya, jika tidak dihentikan, akan terjadi krisis pangan global karena harga pupuk di seluruh dunia sudah terlalu tinggi bagi banyak petani.
Melnichenko, yang mendirikan Uralchem, produsen amonium nitrat terbesar Rusia yang berbasis di Zug, Swiss, dan SUEK, produsen batu bara utama Rusia, mengatakan salah satu korban krisis saat ini adalah pertanian dan pangan.
Ia juga mengatakan rantai pasokan yang sudah terganggu oleh Covid-19 sekarang bahkan lebih tertekan. "Sekarang ini akan menyebabkan inflasi pangan yang lebih tinggi di Eropa dan kemungkinan kekurangan pangan di negara-negara termiskin di dunia," katanya.
Sebagaimana diketahui, beberapa pengusaha terkaya Rusia secara terbuka menyerukan perdamaian sejak Presiden Vladimir Putin memerintahkan serangan ke Ukraina pada 24 Februari lalu. Mereka termasuk Mikhail Fridman, Pyotr Aven, dan Oleg Deripaska.
(tfa/luc)