
Luhut Pede PDB RI Bakal Nyaris US$ 10 Ribu di 2030

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan optimismenya bila Produk Domestik Bruto (PDB/ GDP) per kapita RI bisa mencapai hampir US$ 10 ribu pada 2030 mendatang.
Dia beralasan, target ini bisa dicapai terutama karena banyak investasi industri hilir, termasuk hilirisasi tambang seperti nikel, petrokimia, hingga energi baru terbarukan (EBT) yang kini tengah dikembangkan.
"Akibat dari ini (proyek-proyek hilirisasi mineral dan batu bara, petrokimia dan EBT), pada 2030 kita akan punya GDP hampir US$ 10 ribu dengan pertumbuhan ekonomi 5,8%," tuturnya dalam 'Grand Launching Proyek Investasi Berkelanjutan' di Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (17/03/2022).
Dia menyebut, Indonesia memiliki 'harta karun' energi hijau alias energi baru terbarukan sangat besar yakni mencapai 437 Giga Watt (GW). Namun sampai saat ini baru digunakan 2,5 GW, sehingga sangat potensial untuk terus dikembangkan.
Bila energi terbarukan ini terus dimanfaatkan dan dioptimalkan untuk pembangkit listrik, maka menurutnya ini bisa menggantikan sumber energi pembangkit listrik berbasis batu bara.
"Ini bisa gantikan base-load kalau mau early retirement PLTU batu bara, seperti pembangkit geothermal (panas bumi)," ucapnya.
"Jadi, saya ingin sampaikan, potensi di RI luar biasa dan our commitment ke EBT itu tidak akan pernah diragukan," imbuhnya.
Begitu juga dengan investasi di hilirisasi mineral dan batu bara (minerba), salah satunya nikel. Setelah pemerintah menghentikan ekspor bijih nikel per awal 2020 lalu, ekspor besi baja Indonesia pada 2021 mencapai US$ 20,9 miliar, 10 kali lipat dibandingkan nilai 2015 yang hanya sebesar US$ 2 miliar.
Bahkan, lanjutnya, rencananya ke depan pemerintah juga akan menghentikan ekspor bauksit, tembaga, timah, dan lainnya.
Kini proyek hijau besar juga tengah dibangun di Kalimantan Utara yakni Green Integrated Industrial Park. Di atas lahan seluas 30 ribu hektar (Ha), akan dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 8.000 Mega Watt (MW), 10.000 MW Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dan juga gas.
"Jangan ragu, negara ini betul-betul bagus. Currency kita lihat sampai hari ini RI terbaik, inflasi kita hanya 2,6%, dan stabilitas rupiah karena dolar makin banyak di Indonesia dan outflow US$ 1 miliar keluar itu dampaknya hanya 0,5%, dan lebih daripada itu, sekarang yang punya bon-bon di Indonesia lebih banyak domestik, mungkin 80% dan 20% asing, struktur ini sangat bagus sekali," bebernya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) RI, perekonomian Indonesia 2021 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 16.970,8 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp 62,2 juta atau US$ 4.349,5.
Ekonomi Indonesia tahun 2021 tumbuh sebesar 3,69%, lebih tinggi dibanding capaian tahun 2020 yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,07%. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 10,46%. Sementara dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen ekspor barang dan jasa sebesar 24,04%.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS dan China Minggir, Ekonomi Indonesia Mau Melesat Tinggi
