Harga Migor Meledak, di Minimarket Terbang 70% Jadi Rp24 ribu
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah tak lagi mematok harga jual minyak goreng kemasan di pasaran Rp 14 ribu/liter mulai 16 Maret 2022. Alasannya tak ingin ada kelangkaan pasokan di pasar akibat melawan mekanisme pasar.
Semenjak kemarin sudah mulai muncul stok migor di toko ritel dengan harga yang lebih mahal sekitar 60-70% dari harga sebelumnya.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) Solihin menjelaskan penentuan harga minyak goreng yang dilakukan oleh peritel sudah menghitung tergantung dari harga jual dari produsen minyak goreng masing-masing.
"Kita sebagai peritel tidak memproduksi barang kita beli. nah dari apa yang kita beli kita jual dengan standar margin yang ditentukan plus PPN dan lain lain. itu harga jual ke toko," kata Solihin kepada CNBC Indonesia, Kamis (17/3/2022).
Saat ini lebih mahal juga karena komponen harga yang dibeli peritel dari produsen menjadi lebih mahal menjadi Rp 20 ribuan per liter, dari sebelumnya hanya Rp 13 ribu per liter. Khususnya untuk minyak goreng yang kemasan premium.
"Mahal tidaknya itu tergantung dari kita belinya, kalau pedagang kemarin bisa jual Rp 14 ribu itu karena kita beli dari produsen sekitar Rp 13 ribuan dengan catatan ada subsidi pemerintah ke distributor. Sekarang harga beli sudah di atas Rp 20 ribuan, tergantung merek dan tambah PPN dan marjin sekitar Rp 23-24 ribu per liter," kata Solihin.
Solihin yang juga menjabat sebagai petinggi Alfamart, juga mengatakan patokan gerai ritel miliknya juga sudah ditetapkan dengan harga Rp 23 - 24 ribu, bahkan ada yang lebih mahal tergantung dari merek. Artinya bila dibandingkan HET sebelumnya Rp 14.000 per liter, setara kenaikan sekitar 70%.
(hoi/hoi)