Begini Ngerinya Jika Perubahan Iklim Dibiarkan Begitu Saja

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
Kamis, 17/03/2022 14:40 WIB
Foto: Luky Alfirman selaku Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Tangkapan layar youtube PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi hijau menjadi salah satu pendekatan pembangunan yang digenjot negara dalam mengatasi perubahan iklim. Jika tidak, bukan tidak mungkin dampaknya akan sangat mengerikan.

Seluruh negara saat ini berkomitmen untuk mewujudkan Net Zero Emission (NET) pada 2060 mendatang. Indonesia sendiri menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29% dengan usaha sendiri, dan sebesar 41% dukungan internasional.


Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan kegagalan dalam menurunkan emisi karbon dapat membawa dunia semakin pada krisis perubahan iklim.

"Ini berdampak terhadap tatanan global," kata Luky dalam acara Forum Bisnis: Net Zero Emission yang digelar PT SMI (Persero) di Jakarta, Kamis (17/3/2022).

Luky menjabarkan, jika tidak ada satu pun tindakan yang diambil untuk mengatasi perubahan iklim, maka suhu dunia akan meningkat 3 derajat celsius, dan produk domestik bruto (PDB) global akan merugi hingga 18%.

"Krisis yang disebabkan pemanasan global juga berpotensi menyebabkan berbagai bencana yang merugikan secara ekonomi, dan tragedi kemanusiaan yang luar biasa," jelasnya.

Indonesia, ditegaskan Luky, memiliki posisi yang strategis dalam mengatasi dampak perubahan iklim. Sebagai negara kepulauan terbesar, Indonesia memiliki hutan hujan tropis yang kaya keanekaragaman hayati.

"Tingginya nilai cadangan karbon dan sumber daya energi mineral membuat Indonesia dikenal dalam perannya menghadapi perubahan iklim." jelasnya.


(cha/cha)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Teknologi hingga Modal, Jalan Terjal RI Kembangkan Bisnis Hijau