
WHO: Kenaikan Kasus Covid Global Hanya 'Puncak Gunung Es'

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah lebih dari sebulan menurun, kasus Covid mulai meningkat di seluruh dunia pekan lalu. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan ini dapat menjadi masalah yang jauh lebih besar.
WHO mengatakan kombinasi beberapa faktor menyebabkan peningkatan kasus, termasuk varian Omicron yang sangat menular dan sub-varian BA.2, serta pencabutan sejumlah aturan terkait tindakan kesehatan masyarakat dan sosial.
"Peningkatan ini terjadi meskipun ada pengurangan pengujian di beberapa negara, yang berarti kasus yang kami lihat hanyalah puncak gunung es," kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Selasa (15/3/2022), dikutip dari Reuters.
WHO mengatakan beberapa negara juga mulai melaporkan penurunan tingkat pengujian. Tingkat vaksinasi yang rendah di beberapa negara, sebagian didorong oleh sejumlah besar informasi yang salah, juga menjelaskan kenaikan kasus tersebut.
Infeksi baru melonjak 8% secara global dibandingkan dengan minggu sebelumnya, dengan 11 juta kasus baru dan lebih dari 43.000 kematian baru dilaporkan dari 7-13 Maret. Ini merupakan kenaikan pertama sejak akhir Januari.
Kenaikan kasus terbesar terjadi di wilayah Pasifik Barat, yang mencakup Korea Selatan dan China, di mana kasus meningkat 25% dan kematian sebesar 27%.
Afrika juga mengalami peningkatan 12% dalam kasus baru dan 14% peningkatan kematian, dan Eropa meningkat 2% dalam kasus kendati tidak ada lonjakan kematian. Wilayah lain melaporkan penurunan kasus, termasuk wilayah Mediterania timur, meskipun wilayah ini mengalami peningkatan kematian sebesar 38% terkait dengan lonjakan infeksi sebelumnya.
Sejumlah ahli telah menyuarakan kekhawatiran bahwa Eropa menghadapi gelombang virus corona lain, dengan kasus meningkat sejak awal Maret di Austria, Jerman, Swiss, Belanda, dan Inggris.
Gambaran di Eropa juga tidak universal. Denmark, misalnya, mengalami puncak singkat dalam kasus pada paruh pertama Februari, didorong oleh BA.2, yang kemudian dengan cepat mereda.
Tetapi para ahli mulai memperingatkan bahwa Amerika Serikat dapat mengalami gelombang serupa dengan Eropa, yang berpotensi didorong oleh BA.2, akibat pencabutan pembatasan dan potensi berkurangnya kekebalan dari vaksin yang diberikan beberapa bulan lalu.
(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Panas! China Balas Kritik WHO soal Data Covid