Biden Sebut Putin Penjahat Perang, Kirim 2000 Rudal Ukraina
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin penjahat perang. Ini terjadi akibat serangannya ke Ukraina.
"Saya pikir dia adalah seorang penjahat perang," kata Biden dalam sebuah percakapan dengan wartawan Gedung Putih, dikutip CNBC International dan CNN, Kamis (17/3/2022).
Ini merupakan pertama kalinya cap itu diberikan Biden ke Putin. Menurut Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki, pernyataan itu keluar dari hati.
Ia mengatakan pernyataan itu sesuai sikap Putin. Ia, kata Psaki, memang menunjukkan sikap "biadab dari seorang diktator brutal".
Pernyataan Biden itu keluar di pasca dirinya menyetujui paket senjata US$ 800 juta ke Ukraina. Ini merupakan bantuan besar-besaran yang dikirimkan AS ke negeri itu demi melawan serangan Rusia.
Secara rinci AS mengirim 800 sistem anti-pesawat Stinger, 2.000 sistem rudal Javelin, 1.000 senjata anti-armor ringan dan 6.000 sistem anti-armor AT-4.
Ada pula 100 sistem udara tak berawak taktis, 100 peluncur granat, 5.000 senapan, 1.000 pistol dan 400 senapan mesin. Lalu 400 senapan, 20 juta butir amunisi senjata ringan, peluncur granat dan mortir 25.000 set pelindung tubuh, serta 25.000 helm.
Sementara itu, Rusia mengecam Biden. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan karakterisasi Biden terhadap Putin adalah retorika yang tidak dapat diterima.
"Tidak dapat dimaafkan", katanya dikutip kantor berita Tass.
Rusia menyerang Ukraina sejak 24 Februari. Akibatnya, Ukraina menyebut 1.700 lebih orang meninggal dan PBB mencatat 3 juta warga mengungsi.
(sef/sef)