Internasional

Ukraina Tolak Usulan Rusia dalam Perundingan, Perang Lanjut?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Rabu, 16/03/2022 20:52 WIB
Foto: Marina Yaroshchuk (kiri) memegang poster bertuliskan "damai untuk Ukraina" dan suaminya Yaroslav Yaroshchuk memegang bendera Ukraina saat berunjuk rasa menentang Rusia invasi ke Ukraina di luar Idaho Capitol Building di Boise, Idaho, Sabtu, 26 Februari 2022, untuk berunjuk rasa menentang Rusia invasi ke Ukraina. (Sarah A. Miller/Idaho Statesman via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ukraina menolak usulan Rusia yang meminta negara pecahan Uni Soviet tersebut untuk mengadopsi model netralitas seperti Swedia atau Austria.

Mykhailo Podolyak, penasihat senior Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan pemerintah negaranya menolak gagasan yang dilontarkan Kremlin tersebut. Ia mengatakan Moskow harus mengakhiri pertempuran dengan fokus pada jaminan keamanan.

Podolyak mengatakan model keamanan yang berlaku harus sesuai dengan kepribadian Ukraina saja dan jaminan keamanannya dapat diverifikasi secara hukum. Menurutnya, tidak ada opsi lain.


"Apa artinya? Pertama, jaminan keamanan mutlak, yang berarti bahwa penandatangan jaminan tidak akan mundur meskipun terjadi serangan ke Ukraina, seperti sekarang ini," katanya, dikutip dari CNN International.

Podolyak juga mengatakan jika Ukraina tidak pernah menjadi negara militeristik yang menyerang atau berencana untuk menyerang tetangganya.

"Itulah sebabnya hari ini Ukraina ingin memiliki kumpulan sekutu yang sangat kuat dengan jaminan keamanan yang jelas," katanya, sembari mengulangi permintaan untuk zona larangan terbang di atas Ukraina yang akan mencakup pesawat dan rudal.

Sebelumnya, Kremlin mengatakan Ukraina menjadi negara netral dengan status yang sebanding dengan Swedia dan Austria.

Namun, Ukraina belum mengkonfirmasi kesediaannya untuk membahas netralitas. Ukraina dikatakan siap untuk bernegosiasi untuk mengakhiri perang, tetapi tidak untuk menyerah atau menerima ultimatum Rusia.


(tfa/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Rusia Klaim Rebut Desa di Dnipropetrovsk, Ukraina Membantah!