
Rusia: Ada Harapan dalam Perundingan Damai dengan Ukraina

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia mengatakan pembicaraan damai dengan Ukraina tidak mudah, tetapi ada beberapa harapan untuk mencapai kompromi dan netralitas bagi Ukraina yang sedang dibahas secara serius.
"Negosiasi tidak mudah karena alasan yang jelas... Namun demikian, ada beberapa harapan untuk mencapai kompromi," kata Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov kepada RBC News, Rabu (16/3/2022).
"Status netral sekarang sedang dibahas secara serius, tentu saja, dengan jaminan keamanan," tambahnya, sebagaimana dikutip oleh Reuters.
Ukraina juga telah membuat pernyataan positif mengenai pembicaraan damai dengan Rusia. Ukraina dikatakan bersedia untuk bernegosiasi sampai akhir perang, tetapi tidak akan menyerah atau menerima ultimatum dari Kremlin.
Lavrov mengatakan isu-isu kunci yang dibicarakan termasuk keamanan orang-orang di Ukraina timur, demiliterisasi Ukraina, hingga hak-hak orang berbahasa Rusia di Ukraina.
Adapun, Rusia menyerang Ukraina sejak 24 Februari. Sejak itu Moskow belum bisa menguasai pusat pemerintahan Kyiv. Sejumlah media seperti CNN International menyebut ledakan terdengar kembali Selasa malam waktu setempat diiringi suara sirine di ibu kota itu.
Presiden Vladimir Putin menyalahkan Amerika Serikat karena mengancam Rusia dengan memperbesar aliansi militer NATO ke arah timur ke halaman belakang Rusia.
Putin mengatakan tidak ada pilihan selain melancarkan operasi militer karena orang-orang berbahasa Rusia di Ukraina telah menjadi sasaran genosida oleh "nasionalis dan neo-Nazi" sejak pencaplokan Krimea oleh Rusia pada 2014.
Meski begitu, Ukraina dan Barat mengatakan klaim genosida tidak berdasar. Akibat serangan Rusia, Ukraina mencatat 1.700 lebih warga sipil tewas. PBB menyebut 3 juta orang telah mengungsi.
(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hubungan Rusia-Ukraina Memanas, Putin Diawasi Ketat