'Monster Jalanan' Berkeliaran di Jalan Tol, Ini Penampakannya

Ferry Sandi & Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
16 March 2022 08:30
Galakan aksi keselamatan dan penegakan hukum di tol, Hutama Karya jaring 200 lebih kendaran odol. (Dok: HK)
Foto: Galakan aksi keselamatan dan penegakan hukum di tol, Hutama Karya jaring 200 lebih kendaran odol. (Dok: HK)

Jakarta, CNBC Indonesia - Truk-truk kelebihan muatan dan dimensi berlebihan (overload over dimension/ ODOL) masih berkeliaran di jalanan. PT Jasa Marga Persero Tbk membeberkan ada 649 truk ODOL alias 'obesitas' yang kerap jadi 'monster jalanan'.

Demikian temuan hasil operasi penindakan kendaraan angkutan barang yang melebihi kapasitas dan dimensi (over dimension overload/ODOL), yang dilakukan pada periode Januari - Februari 2022.

Operasi ini bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Kementerian PUPR, Korlantas Polri, Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) dan Dinas Perhubungan setempat. Lokasi pelaksanaan operasi penertiban ODOL tersebut adalah Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Jalan Tol Jakarta-Tangerang dan Jalan Tol Ngawi-Kertosono.

Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru Pada periode tersebut, tercatat 649 kendaraan terbukti melanggar ketentuan ODOL, atau sekitar 63% dari total 1.030 kendaraan yang terjaring dalam operasi penindakan. Tapi jumlah itu sudah turun 3,9% dari periode sama tahun 2021.

"Dari total 649 kendaraan tersebut kami mencatat sekitar 493 kendaraan (75,96%) melanggar Overload, 61 kendaraan (9,40%) melanggar Over Dimensi, dan sebanyak 95 kendaraan (14,64%) melanggar kelengkapan dokumen berkendara" kata Heru dalam keterangan, Senin (14/3/2022).

Jasa Marga mencatat persentase pelanggaran ODOL paling banyak terjadi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek sebesar 312 kendaraan atau 68,9% dari kendaraan terjaring, diikuti dengan Jalan Tol Jakarta-Tangerang sebesar 313 kendaraan atau 58,8%, dan Jalan Tol Ngawi-Kertosono sebanyak 24 kendaraan atau 53,3%.

Heru menjelaskan pada saat operasi ODOL, kendaraan yang terbukti melanggar ditilang oleh pihak Kepolisian, kemudian ditempelkan stiker sebagai penanda bahwa kendaraan merupakan kendaraan ODOL dan dikeluarkan ke gerbang tol terdekat. Transfer muatan juga dilakukan pada saat operasi ODOL, terutama untuk kelebihan muatan yang melebihi 80% dari Jumlah Berat Diizinkan (JBI).

PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) akan terus melakukan operasi ataskendaraan bermuatan lebih yang masuk kedalam kategori Over Dimension dan Over Load(ODOL).Foto: PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) akan terus melakukan operasi atas kendaraan bermuatan lebih yang masuk kedalam kategori Over Dimension dan Over Load (ODOL).
PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) akan terus melakukan operasi ataskendaraan bermuatan lebih yang masuk kedalam kategori Over Dimension dan Over Load(ODOL).

Kehadiran truk odol ini berpengaruh terhadap kondisi lalu lintas di tol. Karena kecepatan yang sangat rendah, potensi kecelakaan yang besar, hingga rusaknya jalan tol.

"Kami mencatat kecelakaan jumlah kecelakaan yang melibatkan kendaraan ODOL mencapai 37,5% dari total kecelakaan 2021. Kecenderungan adalah tabrak depan dan belakang," kata Heru.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sendiri mencatat kerugian akibat truk ODOL mencapai Rp 43 triliun. Karena menyebabkan jalan rusak, kecelakaan, hingga kerap menghambat lalu lintas kendaraan di jalan tol.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Danang Girindrawardana mengatakan masalah ODOL bisa dilihat bisa dari dua sisi, positif dan negatif. Hal ini juga tertuang dari publikasi kajian dari Apindo tentang truk ODOL.

"Odol itu tidak selamanya baik tidak selamanya jelek, tergantung siapa yang melihat, nah ada sebagian orang ODOL itu baik baik saja," kata Danang dalam Diskusi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Sumatera Selatan secara virtual, Selasa (15/3/2022).

Dia mengatakan, jika diangkut truk ODOL, kapasitas muatan menjadi lebih banyak. Sehingga, memangkas biaya angkut dan biaya pengiriman barang.

Dengan begitu, Danang mengklaim, masyarakat juga semakin untung karena harga komoditas jadi lebih murah.

"Jangkauan pemasaran juga menjadi lebih luas. Ini kembali ke masalah teknis apakah jalan di tingkat 2 memadai. Pangsa pasar jadi lebih lebar memacu peningkatan produksi," jelasnya.

Terutama dengan adanya pertumbuhan transaksi e-commerce sekitar 4 - 5 % setahun sehingga kebutuhan transportasi darat akan semakin tinggi, yang laik dan murah.

Di sisi lain, dia mengakui, truk ODOL meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas karena membuat kerusakan infrastruktur jalan.

Juga, monster jalanan ini menimbulkan peningkatan biaya pengerasan jalan, persaingan yang tidak sehat antar operator hingga memicu penurunan kinerja logistik nasional.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Soal Aturan ODOL, Kemenhub Buka Diskusi dengan Supir Truk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular