
Ogah Terkena Sanksi Gegara Rusia, China Ngaku Tak Terlibat

Jakarta, CNBC Indonesia - China menegaskan tidak ingin terkena dampak dari sanksi yang dijatuhkan negara-negara Barat kepada Rusia. Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi kepada Menlu Spanyol Jose Manuel Albares.
"China bukan pihak dalam krisis, apalagi ingin terkena sanksi," kata Wang Yi, menurut pembacaan panggilan telepon dengan Albares, yang diterbitkan Aljazeera, Selasa (15/3/2022).
"China pada prinsipnya menolak sanksi dan memiliki hak untuk melindungi hak dan kepentingannya yang sah... konflik Rusia di Ukraina adalah produk dari akumulasi dan intensifikasi kontradiksi keamanan Eropa selama bertahun-tahun," tambahnya.
Diskusi dengan Spanyol muncul ketika muncul tekanan pada China untuk menarik dukungan kepada Rusia, yang telah terkena serangkaian sanksi keras yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutu Barat.
Sebelumnya, seorang pejabat AS mengatakan Rusia tengah mencari bantuan dengan meminta peralatan militer China guna membantu memperkuat serangannya ke Ukraina.
Berbicara dengan syarat anonim, pejabat tersebut mengatakan dalam beberapa hari terakhir, Rusia telah meminta dukungan dari China, termasuk peralatan militer.
Pejabat itu tidak memberikan rincian tentang ruang lingkup permintaan. Permintaan tersebut pertama kali dilaporkan oleh surat kabar Financial Times dan The Washington Post.
Namun baik Rusia telah membantah bahwa mereka membutuhkan bantuan China. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov juga memperingatkan Barat bahwa Rusia memiliki kekuatan militer yang cukup untuk memenuhi semua tujuannya di Ukraina.
"Tidak, Rusia memiliki potensinya sendiri untuk melanjutkan operasi, yang, seperti yang telah kami katakan, sedang berlangsung sesuai dengan rencana dan akan selesai tepat waktu dan penuh," kata Peskov.
China juga membantah klaim AS bahwa Rusia meminta bantuannya, termasuk peralatan militer, dalam perang di Ukraina. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian dalam konferensi pers mengatakan bahwa AS telah melakukan disinformasi.
"Baru-baru ini pihak AS telah menjajakan disinformasi terhadap China tentang masalah Ukraina dengan niat jahat," tuturnya seperti dilansir CNN Internasional.
(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Kena Hujan Sanksi, China Buka Suara Membela