
Simak, Begini Jurus Pemerintah Agar Defisit Migas Tak Melebar

Jakarta, CNBC Indonesia - pemerintah melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Migas) membentuk Integrated Operation Centre (IOC). Hal ini sebagai upaya pengawasan dan koordinasi untuk memantau jalannya produksi migas di tanah air.
Kepala Divisi Operasi Produksi SKK Migas, Bambang Prayoga mengatakan, industri hulu migas saat ini mengalami berbagai tantangan antara lain lapangan migas yang sudah mature, potensi hulu migas yang berada di remote area dan minim infrastruktur, kecenderungan biaya yang bertambah pada lapangan yang produksinya dalam tren menurun, serta tantangan perkembangan energi bersih.
Pada aspek lain, kebutuhan energi migas terus meningkat dan membuat defisit minyak terus melebar.
Bambang menyatakan, IOC akan mendukung operasional industri migas di tanah air. Keberadaan IOC dinilai mampu menjaga kualitas pengawasan dan koordinasi SKK Migas.
"IOC juga mampu mendukung upaya efisiensi biaya serta kecepatan pemantauan karena bisa dilakukan secara online dan real time selama 24 jam," terang Bambang dalam siaran tertulisnya, Senin (14/3/2022).
IOC, kata Bambang, sudah mampu menjadi tool yang efektif dalam pengendalian dan pengawasan pada kegiatan operasi produksi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), manajemen proyek dan pemeliharaan operasi KKKS, kegiatan penunjang operasi dan kegiatan survey serta pemboran.
Adapun IOC mampu mengintegrasikan berbagai proses yang ada, menyatukan lembaran-lembaran data yang terpisah untuk kemudian diolah dan memberikan peran pada terobosan yang dilakukan oleh SKK Migas.
"Semisal pengelolaan stok minyak di tanki KKKS, secara nasional di tahun 2017 level stok mencapai 7,02 juta barrel per day (bbls), keberadaan IOC dapat mendukung penurunan stok lebih cepat dan di tahun 2021 stok bisa diturunkan menjadi 2,72 juta bbls. Hal ini berdampak positif bagi negara, dengan penerimaan menjadi lebih optimal. Dengan semakin lengkap dan terintegrasinya modul di IOC, kami yakin stok minyak bisa ditekan lebih kecil lagi", kata Bambang.
Ardian Nengkodadari SPE International menilai,pengembangan IOC SKK Migas yang sudah sampai ke tahapan data analytic adalah langkah yang tepat.
"Melalui penerapan data analytic yang terintegrasi, maka peluang-peluang improvement, kemampuan memprediksi apa yang akan terjadi di masa mendatang berdasarkan data histori yang sudah diolah akan menjadikan operasional industri hulu migas tidak saja efisien tetapi juga bisa mencegah potensi accident dan hal negatif lainnya. Data analytic juga akan berperan penting dalam upaya penemuan lapangan migas yang baru", tegas Ardian.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Sederet Biang Keladi yang Bikin Produksi Migas RI Loyo