Ini Dia Ramalan Ngeri Harga Minyak-Batu Bara, Berani Baca?

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
14 March 2022 14:45
Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara
Foto: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Tidak hanya ramalan mengerikan terkait harga minyak mentah, hal serupa juga diperkirakan terjadi pada komoditas energi lainnya, yakni batu bara.

Menurut penelitian Rystad Energy, reli batu bara diperkirakan terus berlanjut dan akan melewati US$ 500 per ton tahun ini.

Konflik Rusia-Ukraina juga masih menjadi penyebab utamanya. Rusia adalah pemasok batu bara termal terbesar di Uni Eropa. Menurut Eurostat, tahun lalu, Rusia memasok negara-negara anggota Uni Uni Eropa sebear 36 juta ton batu bara termal. Jumlah itu setara 70% dari total impor batu bara termal. Padahal satu dekade lalu, impor batu bara Uni Eropa dari Rusia porsinya hanya 35% dari total impor.

Melonjaknya permintaan batu bara Rusia dari negara-negara di benua biru karena peralihan penggunaan energi fosil ke energi terbarukan sebagai pembangkit listrik. Permintaan batu bara untuk pembangkit listrik total telah mengalami tren penurunan dalam 10 tahun terakhir. Hal ini menyisakan Rusia sebagai pemasok, sehingga ketergantungan terhadap batu bara Rusia meningkat. Pangsa pasar Rusia pun tumbuh secara substansial dari waktu ke waktu.

"Hampir tidak ada surplus (pasokan) batu bara termal yang tersedia secara global. Harga telah melonjak melewati US$ 400 dan US$ 500 per ton tampaknya sedang dimainkan," kata Steve Hulton, Wakil Presiden Batu Bara di Rystad Energy.

Harga batu bara sempat mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa pada Rabu (02/03/2022) di level US$ 446 per ton. Meski kini harga cenderung menurun.

Harga batu bara dunia pada penutupan perdagangan Jumat (11/03/2022) pekan lalu di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup pada level US$ 361,65 per ton, anjlok 1,7% dibandingkan sehari sebelumnya.

Dalam sepekan, batu bara amblas 11,96% dari US$ 418,75 per metrik ton pada Jumat (4/3/2022) pekan sebelumnya.

Rusia memproduksi batu bara sebesar 399,8 juta ton pada 2020, turun 9,6% dibandingkan 2019 sebesar 440,9 juta ton pada 2019. Adapun kontribusi produksi batu bara Rusia ini sebesar 5,2% dari total produksi batu bara dunia sebesar 7,74 miliar ton.

Dari sisi produksi, produksi batu bara Rusia merupakan terbesar keenam di dunia, setelah China (50,4%), India (9,8%), Indonesia (7,3%), Amerika Serikat (6,3%), dan Australia (6,2%).

Sementara dari sisi cadangan terbukti batu bara, Rusia menduduki peringkat kedua terbesar di dunia.

Berdasarkan data BP Statistical Review 2021, cadangan terbukti batu bara Rusia hingga akhir 2020, tercatat mencapai 162,17 miliar ton atau sekitar 15,1% dari total cadangan terbukti batu bara dunia.

Adapun di atas Rusia yakni Amerika Serikat yang tercatat sebagai pemilik cadangan terbukti batu bara terbesar di dunia, yakni mencapai 23,2% atau sebesar 248,94 miliar ton.

Menyusul Rusia, ada Australia (14%), China (13,3%), India (10,3%), dan Indonesia (3,2%).

Adapun total cadangan terbukti batu bara dunia hingga akhir 2020 tercatat mencapai 1.074 miliar ton.

(wia)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular