Internasional

Ini 5 Fakta Varian Baru Covid-19 Deltacron, Lebih Berbahaya?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Senin, 14/03/2022 09:30 WIB
Foto: Infografis/Deltacron/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Varian baru Covid-19 Deltacron sepertinya benar ada. Varian ini merupakan gabungan dari Delta dan Omicron.

Lalu apa saja faktanya:


Dideteksi sejak Januari 2022

Kabar soal Deltacorn ini sudah menyeruak ke publik sejak awal tahun. Adalah seorang Profesor ilmu biologi di Universitas Cyprus Leondios Kostrikis yang mengungkapkannya.

Ia menyebut ada tanda genetik seperti Omicron dalam genom Delta. Atas temuan itu ia memberi nama Deltacron.

Ia pun menemukan 25 kasus mutasi. Namun para ilmuwan saat itu menganalisis temuan Deltacorn kemungkinan besar merupakan kesalahan laboratorium dan bukan varian baru yang mengkhawatirkan global.

Dikonfirmasi WHO dan GISAID?

Kemunculan varian ini pun dikonfirmasi secara tak langsung oleh WHO. Dalam beberapa cuitannya, pejabat WHO menyebut adanya rekombinasi Delta dan Omicron.

"... Kami membicarakan soal kemungkinan rekombinasi #SARSCoV2. Ini sepertinya terkait sirkulasi Omicron dan Delta," ujar Pemimpin Teknis untuk Covid-19 WHO Maria Van Kerkhove.

Sementara itu, Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) juga telah mengumumkan temuan Deltacron. GISAID menyebut Deltacron diturunkan dari garis keturunan GK/AY.4 dan GRA/BA.1.

"Investigasi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah rekombinan ini berasal dari satu nenek moyang yang sama atau dapat dihasilkan dari beberapa rekombinasi serupa," tulis GISAID, dikutip situs resminya.

Menyebar di Inggris, Prancis, Belanda, AS?

Mengutip The Guardian, Deltacron juga telah menyebar di Inggris. Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) juga menyatakan sekitar 30 kasus telah terdeteksi di Inggris.

Terbaru, mengutip USA Today, Deltacron sudah menyebar di Prancis, Belanda, dan Denmark. Kasus sama juga ditemukan di Amerika Serikat (AS), dengan dua infeksi.

Ini juga dikatakan ilmuwan dalam sebuah penelitian yang dimuat medRxiv, sebagaimana dikutip Reuters. Setidaknya ada 17 kasus tambahan.

Seberapa Berbahaya?

Penelitian IHU Mediterranee Infection yang dimuat di medRxiv, belum memaparkan seberapa bahaya Deltacron. Perlu pengkajian lebih dalam.

"Karena hanya ada sedikit kasus yang dikonfirmasi, terlalu dini untuk mengetahui apakah infeksi Deltacron akan sangat menular atau menyebabkan penyakit parah," kata penelitinya di Marseille, Prancis, Philippe Colson.

Hal sama juga dikatakan WHO. Van Kerkhove mengatakan belum melihat perubahan apapun.

"Kami belum melihat perubahan apapun dalam epidemiologi, perubahan tingkat keparahan, tetapi beberapa studi tengah dilakukan," katanya.

Ada di RI?

Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi menegaskan hingga saat ini belum ada laporan kasus Deltacron di Indonesia. Ini sesuai dari Kemenkes

"Kalau dari data yang ada sampai saat ini belum dilaporkan," kata dr Nadia dalam diskusi online akhir pekan ini.

"Ini akan menjadi kewaspadaan karena kita tahu varian baru memang akan berpotensi untuk terjadinya peningkatan kasus."


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Menkes Dipanggil Presiden, Lapor Soal Covid-19 & Cek Kesehatan