Harga Bahan Bangunan 'Terbang' Gegara Perang Rusia Vs Ukraina

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
13 March 2022 18:45
Seorang pekerja pembuat maket properti gedung di Architeka Raya Studio Tangerang Selatan, Banten, Jumat (28/9). Biaya pembuatan maket arsitektural bangunan berkisar Rp8 juta-Puluhan juta tergantung dari ukuran skala bangunan asli dan tingkat kesulitannya. Bahan yang digunakan menggunakan bahan PVC ackrilic. Seiring pertumbuhan ekonomi di Jabodetabek dan bangunan gedung serta perumahan, permintaan maket di lokasi tersebut meningkat. CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Seorang pekerja pembuat maket properti gedung di Architeka Raya Studio, Tangerang Selatan, beberapa waktu lalu (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia kontra Ukraina membawa dampak yang tidak baik untuk banyak negara. Tidak terkecuali Indonesia.

Perang antara kedua negara tetangga itu turut berdampak kepada sektor properti. Utamanya harga bahan atau material bangunan yang melonjak tinggi lantaran bahan bangunan Indonesia masih banyak yang bergantung pada impor.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia Junaidi Abdillah mengatakan, kenaikan harga bangunan sebetulnya sudah terjadi sejak tahun lalu saat terjadi pandemi Covid-19.

"Tapi kondisi saat ini juga setelah terjadinya perang Rusia-Ukraina, teman-teman juga merasakan itu semua dari harga yang sudah lama naik sebenarnya, terutama bahan-bahan material," ujarnya kepada CNBC Indonesia seperti ditulis, Minggu (13/3/2022).

Menurut Junaidi, saat ini pelaku usaha properti sedang mencari cara agar kenaikan bahan bangunan ini tidak membuat harga properti ikut naik. Sebab, saat ini para pengembang masih berusaha menahan agar harga properti tidak ikut naik.

"Untuk kenaikan sampai sekarang teman-teman masih merasa prihatain dengan kondisi. Jadi kenaikan harga (properti) belum terlaksana sampai dengan saat ini, kenaikan (bahan bangunan) sudah pasti," kata dia.

Sejalan, Direktur Avia Avian Robert Tanoko mengatakan, kenaikan harga bahan bangunan ini memberikan dampak bagi perusahaan. Sehingga strategi agar bahan properti tidak ikut naik yakni menggunakan bahan bangunan lokal yang berkualitas.

"Sejak 2021 ada Covid-19 sudah berat dan saat ini ditambah perang rusia-ukraina ini akan menambah berat dari harga bahan bangunan terutama impor. Jadi kami bisa memberikan produk-produk lokal dengan harga terjangkau," jelasnya.

Namun, Robert mengakui tidak semua bahan bangunan bisa menggunakan bahan lokal. Bahan impor tetap diperlukan di mana jenisnya variatif.

"Bahan bangunan yang tergantung impor cukup variatif, terutama pigmen. Pigmen putih, titanium, pigmen yellow, blue, red ini semua masih banyak dominasi dari produk impor," pungkasnya.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hubungan Rusia-Ukraina Memanas, Putin Diawasi Ketat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular