
Perang Rusia & Ukraina Picu Krisis Pangan Afrika Hingga Asia!

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara-negara miskin di Afrika bagian utara, Asia dan Timur Tengah yang sangat bergantung pada impor gandum berisiko menderita kerawanan pangan yang signifikan. Ini lantaran perang antara Rusia Vs Ukraina yang berpotensi dapat menaikkan harga pangan yang sudah melonjak di sebagian besar dunia.
Ukraina dan Rusia, yang berada di bawah sanksi ekonomi berat karena menyerang tetangganya dua minggu lalu, berkontribusi sepertiga dari ekspor biji-bijian global.
"Dengan intensitas dan durasi konflik yang tidak pasti, kemungkinan gangguan terhadap kegiatan pertanian dari dua eksportir utama komoditas pokok ini dapat secara serius meningkatkan kerawanan pangan secara global, ketika harga pangan dan input internasional sudah tinggi dan rentan," kata Qu Dongyu selaku direktur jenderal di Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) yang berbasis di Roma, Italia, Minggu (13/3/2022).
Badan PBB itu juga mencatat bahwa Rusia adalah produsen utama pupuk. Komponen utama pupuk urea telah melonjak lebih dari tiga kali lipat harganya dalam 12 bulan terakhir.
Lebih mengkhawatirkan, kata Qu, adalah ketidakpastian apakah petani Ukraina akan dapat memanen gandum siap pada bulan Juni. Di Ukraina, perpindahan penduduk secara besar-besaran telah mengurangi jumlah buruh dan pekerja pertanian.
Bahkan jika mereka bisa panen, pelabuhan Ukraina di Laut Hitam ditutup dan pemerintahnya minggu ini melarang ekspor gandum, millet, soba dan beberapa produk makanan lainnya untuk mencegah krisis di dalam negeri dan menstabilkan pasar.
Larangan ekspor Ukraina tidak berlaku untuk pasokan global utama jagung dan minyak bunga matahari. Ukraina dan Rusia bersama-sama menyumbang 52% dari pasar ekspor minyak bunga matahari dunia. Mereka juga menyumbang 19% dari pasokan jelai dunia, 14% gandum dan 4% jagung.
"Masih belum jelas apakah eksportir (lain) akan mampu mengisi kesenjangan ini," kata Qu seraya memperingatkan persediaan gandum sudah menipis di Kanada.
Amerika Serikat, Argentina dan negara-negara penghasil gandum lainnya kemungkinan akan membatasi ekspor karena pemerintah berusaha memastikan pasokan domestik.
Negara-negara yang mengandalkan gandum dari Rusia dan Ukraina kemungkinan akan meningkatkan level impor. Mesir, Turki, Bangladesh dan Iran membeli 60% gandum mereka dari Rusia dan Ukraina. Juga sangat bergantung pada ekspor gandum kedua negara itu adalah Lebanon, Tunisia, Yaman, Libya dan Pakistan.
"Gangguan rantai pasokan dan logistik pada produksi biji-bijian dan minyak biji Ukraina dan Rusia serta pembatasan ekspor Rusia akan memiliki dampak keamanan pangan yang signifikan," papar Qu.
FAO memperingatkan jika konflik memicu pengurangan tiba-tiba dan berkepanjangan dalam ekspor makanan oleh Ukraina dan Rusia. Hal itu selanjutnya dapat meningkatkan tekanan pada harga komoditas internasional yang merugikan negara-negara yang rentan secara ekonomi.
Badan PBB itu mengatakan, simulasinya menunjukkan jumlah orang di dunia yang kekurangan gizi dapat meningkat 8 hingga 13 juta pada 2022-2023, khususnya di Asia, Afrika sub-Sahara, Timur Tengah, dan Afrika Utara. Kekurangan dalam ekspor biji-bijian dan biji bunga matahari oleh Ukraina dan Rusia mungkin hanya dapat dikompensasi sebagian oleh sumber-sumber alternatif, kata FAO.
"Mengkhawatirkan, kesenjangan pasokan global yang dihasilkan dapat mendorong harga pangan dan pakan internasional sebesar 8% hingga 22% di atas level yang sudah meningkat," kata laporan FAO.
Menurut angka FAO, harga pangan mencapai titik tertinggi sepanjang masa di bulan Februari. Pandemi Covid-19 sudah berdampak besar pada ketahanan pangan global.
Selama tahun 2021, harga gandum dan barley global naik 31% dan harga minyak lobak dan bunga matahari melonjak lebih dari 60%. Harga gandum telah melonjak lebih dari 50% sejak seminggu sebelum invasi.
Beberapa konsumen sudah merasakan efek penurunan ekspor serta harga yang melonjak. Di Italia, supermarket di Tuscany dan Sardinia membatasi penjualan minyak biji bunga matahari menjadi dua botol per pelanggan, kata TV pemerintah Italia. Supermarket Spanyol juga menjatah minyak bunga matahari.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mentan Sebut Pangan Global Sedang Tak Baik-Baik Saja