
AS Berikan Sanksi Baru Rusia Gegara Ikut Uji Rudal Korut!

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat memberlakukan sanksi baru kepada Rusia pasca terlibat dalam uji rudal antar benua Korea Utara pada Jumat (11/3) waktu setempat.
Sanksi itu menargetkan individu dan perusahaan Rusia, setelah Pyongyang menggunakan intercontinental ballistic missile (ICBM) system atau sistem rudal balistik antarbenua terbesarnya dalam dua peluncuran baru-baru ini.
Sanksi tersebut diumumkan oleh Departemen Keuangan AS, menargetkan dua warga negara Rusia dan tiga perusahaan Rusia yang terkait dengan kegiatan pengadaan untuk Korut di program misilnya.
Mengutip Reuters, Sabtu (12/3/2022), langkah tersebut dilakukan di tengah kekhawatiran Korea Utara akan melanjutkan pengujian penuh ICBM dan senjata nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.
Departemen Keuangan AS menyebut Rusia Aleksandr Andreyevich Gayevoy dan Aleksandr Aleksandrovich Chasovnikov, keduanya dari Vladivostok. Ini menamai perusahaan Rusia sebagai Apollon OOO, Zeel-M Co., Ltd, dan RK Briz OOO.
"Korea Utara terus meluncurkan rudal balistik yang secara terang-terangan melanggar hukum internasional, yang merupakan ancaman besar bagi keamanan global," kata Wakil Menteri Keuangan AS untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan Brian Nelson dalam sebuah pernyataan, merujuk pada Korea Utara dengan inisial nama resminya.
Tindakan hari ini menanggapi ancaman yang menargetkan jaringan individu dan entitas yang berbasis di Rusia yang terlibat dalam membantu Korut mendapatkan komponen untuk sistem rudal balistiknya yang melanggar hukum
Sanksi tersebut membekukan properti apa pun yang dimiliki oleh individu atau perusahaan di Amerika Serikat dan melarang transaksi bisnis dengan mereka.
Seorang pejabat senior AS menyebut Korea Utara baru-baru ini meluncurkan eskalasi serius. AS mengatakan penting bagi masyarakat internasional untuk bersatu dalam menentang pengembangan lebih lanjut dari senjata semacam itu.
Langkah-langkah hukuman AS di masa lalu dan sanksi internasional di Perserikatan Bangsa-Bangsa telah gagal menghentikan pengembangan senjata Korea Utara selama bertahun-tahun dan Rusia dan China, yang mendukung sanksi PBB setelah uji coba nuklir dan ICBM terakhir Korea Utara pada tahun 2017, sejak itu mendesak pelonggaran sanksi untuk mendorong dialog dengan Korea Utara.
(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Sebut Rusia Akan Mencoba Gulingkan Pemerintahan Ukraina
