RI Bakal Kemasukan Kedelai Impor dari Thailand

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Jumat, 11/03/2022 14:35 WIB
Foto: Pabrik tempe di kawasan Sunter, Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga sejumlah kebutuhan pokok tengah melejit. Selain minyak goreng dan daging sapi, komoditas kedelai juga ikut jadi sorotan apalagi menjelang Puasa. Kini upaya mengimpor tambahan untuk ketersediaan stok kedelai sedang dijajaki oleh Perum Bulog.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengungkapkan pihaknya sudah mendapat penugasan dari pemerintah dalam pengadaan impor kedelai untuk menambah pasokan dan meredam lonjakan harga. Meski belum ada keputusan, namun Bulog sudah memikirkan dua opsi, yakni mengambil dari petani kedelai lokal atau mengimpor dari luar negeri, salah satunya mengarah ke negara tetangga Thailand.

"Kita menjajaki, dari Thailand, Brasil, Amerika, semuanya sedang kita jajaki. Nah, sekarang kita sedang memetakan, mana yang lebih cepat dan murah. Ini sudah (dijajaki). Kita sedang menghitung sebenarnya kebutuhan berapa sih. Nah kita sedang berupaya mana yang tercepat dan mana yang termurah," katanya di Gudang Beras Bulog Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (11/3/22).


Selama ini Indonesia lebih banyak mengimpor kedelai dari Amerika Serikat, disusul Brasil. Namun ketika China memborong kedelai dunia, maka Indonesia seperti kelabakan untuk memenuhi kebutuhan kedelainya. Opsi untuk menggarap kedelai lokal secara dominan pun kembali muncul.

Meski tengah menghitung beragam kemungkinan, namun Buwas menilai bukan tidak mungkin harga kedelai akan tetap tinggi dalam waktu dekat. Ia menekankan bahwa jangan sampai harganya tinggi lalu sampai ke pengrajin tinggi juga, tidak ada manfaat bagi pengrajin tahu tempe.

"Ini yang saya hitung, kalau harganya ternyatanya tinggi kita tetap harus menjual kepada pengrajin itu murah sesuai dengan diharapkan. Kekurangan, subsidi pemerintah, ini saya hitung, tapi di sini sekali lagi Bulog tidak jual beli untuk mencari keuntungan, tidak. Tapi tadi kita tetap melakukan stabilisasi," sebutnya.

Saat ini kurang lebih kebutuhan dari pengrajin tempe tahu dalam setahun mencapai sampai 3,5 juta ton. Sedangkan hasil produksi dalam negeri itu masih relatif paling banyak di angka maksimal 1 juta ton, jadi sisanya 2,5 juta ton impor.

"Harapannya step by step meningkat produksi dalam negeri sehingga kedelai akan dipenuhi dari dalam negeri," ujar Buwas.


(hoi/hoi)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jurus Mentan Genjot Produksi Gandum dan Kedelai RI