Internasional

Siap-siap! Rusia Mau Nasionalisasi Aset Perusahaan Asing

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
11 March 2022 13:05
Russian President Vladimir Putin gestures speaking during a joint news conference with German Chancellor Olaf Scholz following their talks in the Kremlin in Moscow, Russia, Tuesday, Feb. 15, 2022. Putin says Moscow is ready for security talks with the U.S. and NATO, as the Russian military announced a partial troop withdrawal from drills near Ukraine — new signs that may suggest a Russian invasion of its neighbor isn't imminent despite snowballing Western fears. (Sergey Guneev, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Foto: AP/Sergey Guneev

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Rusia melontarkan kemungkinannya untuk menyita seluruh aset perusahaan negara asing yang telah menangguhkan operasi di negara itu menyusul banyaknya sanksi terkait serangan ke Ukraina.

Dalam sebuah sesi pers, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan dukungannya untuk manuver itu dengan harapan terjadi transfer teknologi terjadi sehingga negara pimpinannya itu lebih mandiri.

"Kita perlu bertindak tegas dengan [perusahaan] yang akan menutup produksi mereka. Perlu, kemudian ... untuk memperkenalkan manajemen eksternal dan kemudian mentransfer perusahaan-perusahaan ini kepada mereka yang ingin bekerja," ujarnya sebagaimana dikutip CNN International, Jumat (11/3/2022).

Sebelumnya, akibat banyaknya perusahaan asing yang hengkang dari negara itu, Rusia berencana juga untuk melegalkan pencurian paten dari negara-negara yang menjatuhkan sanksi terhadapnya terkait serangan ke Ukraina.

Kremlin berdalih bahwa paten ini dapat dicabut bagi barang-barang yang memang dibatasi impornya selama sanksi dijatuhkan. Ini untuk melindungi kepentingan produksi di negara itu.

"Langkah-langkah itu akan mengurangi dampak pada pasar pemutusan rantai pasokan, serta kekurangan barang dan jasa yang muncul karena sanksi baru dari negara-negara barat," ujar Kementerian Pembangunan Ekonomi itu dikutip media Rusia, TASS.

Sejauh ini, banyak perusahaan Barat dan Jepang yang telah menghentikan operasinya di negara itu. Ini untuk mengindahkan arahan negaranya terkait sanksi serangan ke Ukraina.

Sementara itu, Rusia sendiri masih mengandalkan impor produk luar negeri di beberapa lini. Di sektor energi misalnya, Negeri Beruang Merah itu diketahui masih mengimpor banyak peralatan instalasi kilangnya.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Akal-akalan Putin? Minta Gencatan Senjata, Diam-diam Nyerang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular