Internasional

Update Rusia Ukraina: Damai Gagal, Tetangga RI Ngikut Perang

sef, CNBC Indonesia
11 March 2022 06:10
Virus Outbreak Philippines
Foto: AP/Aaron Favila

Sementara itu, pemerintah Filipina menyebut siap membantu Amerika Serikat (AS) bila nanti pertempuran terjadi melawan Rusia pascaserangan Moskow ke Ukraina. Hal ini menjadi bagian dari perjanjian pertahanan bersama yang diteken pada 1951 lalu.

Mengutip Associated Press, Kamis (10/3/2022), Duta Besar Filipina untuk AS, Jose Manuel Romualdez, menyebut bahwa serangan Rusia ke Ukraina merupakan hal yang salah di mata Presiden Rodrigo Duterte. Manila juga mendukung resolusi Majelis Umum PBB yang menuntut penghentian segera serangan Moskow ke Ukraina.

"Jika mereka meminta dukungan dari Filipina, sangat jelas bahwa, tentu saja, jika ada dorongan, Filipina akan siap untuk menjadi bagian dari upaya, terutama jika krisis Ukraina ini meluas ke Wilayah Asia," kata Romualdez dalam briefing online dengan wartawan.

"Beri mereka jaminan bahwa jika diperlukan, Filipina siap menawarkan fasilitas apa pun atau hal apa pun yang dibutuhkan AS untuk menjadi sekutu utama kami."

Meski begitu, Romualdez mengatakan Manila belum berpikir untuk menjatuhkan sanksi ke Rusia seperti apa yang dilakukan negara-negara Barat pimpinan AS.

Perjanjian Pertahanan Bersama tahun 1951 sendiri mewajibkan AS dan Filipina untuk saling membantu jika terjadi serangan. Ini sendiri dibuktikan dengan bantuan Washington baru-baru ini yang diberikan kepada Manila pasca ketegangannya dengan China di Laut China Selatan (LCS).

Dampak Ngeri Ekonomi Global

Sementara itu, IMF memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global karena serangan Rusia ke Ukraina. Selain ekonomi Ukraina yang porak-poranda, sanksi Barat juga akan menyebabkan "kontraksi tajam" ekonomi Rusia.

Sanksi larangan impor energi Rusia, termasuk minyak, gas, dan lainnya, juga pasti akan meluas ke ekonomi global. Ini menyebabkan biaya energi dan komoditas utama lainnya seperti gandum, pupuk, dan logam melonjak.

Meski demikian, IMF baru akan mempublikasikan perkiraan terbaru bulan depÄn. Sebelumnya, IMF pada Januari memangkas perkiraan pertumbuhan global untuk 2022 menjadi 4,4% karena dampak negatif varian Omicron dari Covid-19.

Halaman 3>>

(sef/sef)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular