
Cabut dari Rusia, Aset Hilir Shell Terpangkas Rp 5,7 T!

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa minyak dan gas bumi (migas) asal Belanda, Shell, mengalami penurunan aset hilir senilai US$ 400 juta atau sekitar Rp 5,7 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per US$) akibat keluar dari bisnis hilir migas di Rusia, setelah sebelumnya mengumumkan melepaskan proyek US$ 3 miliar.
Seperti diketahui, Shell telah mengumumkan pada 28 Februari 2022 bahwa mereka akan berhenti dari usahanya di Rusia dengan Gazprom dan entitas terkait, termasuk kilang gas alam cair (LNG) Sakhalin 2 dan proyek pipa Nord Stream 2.
"Diperkirakan keputusan ini ... akan berdampak pada nilai tercatat aset terkait dan mengarah pada pengakuan penurunan nilai pada tahun 2022," kata Shell dalam laporan tahunannya, dikutip dari Reuters, Kamis (10/03/2022).
Aset hilir tersebut di luar aset US$ 3 miliar yang telah disebutkan dalam pengumuman 28 Februari lalu, kata juru bicara perusahaan.
Penurunan nilai Shell ini terjadi di tengah eksodus besar-besaran perusahaan minyak barat, termasuk BP yang menghadapi penurunan aset senilai US$ 25 miliar, untuk rencana divestasi aset Rusia.
Sementara itu, TotalEnergies Prancis mengatakan pihaknya tetap bertahan dengan investasi Rusia-nya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai-Ramai Raksasa Migas Hengkang dari Rusia