Angin Segar! Pengusaha di Mal Siap-Siap Bangkit dari 'Kubur'

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
10 March 2022 20:05
Petugas kebersihan mengepel lantai di kawasan mall Ambassador, Jakarta, Selasa, 25/1/2022. Pandemi Covid-19 telah membuat industri ritel, terutama pusat perbelanjaan sulit untuk bangkit. Mutasi baru varian Covid-19 yang terus menerus muncul membuat orang kini lebih memilih untuk tidak bepergian. Akibatnya, mal-mal di DKI Jakarta seperti di kawasan Mall Ambassador Jakarta Selatan Di mana pusat perbelanjaan tersebut kebanyakan berisi pedagang elektronik, seperti handphone, laptop, kamera, serta aksesoris lain. Kini harus menghadapi kenyataan sepi pengunjung. Banyak kini kios-kios di sejumlah pusat perbelanjaan di DKI Jakarta dijual atau disewakan.
Saat CNBC Indonesia menyambangi Mal Ambassador yang kebanyakan berisi pedagang elektronik, ada beberapa toko yang tutup di lantai 3. Terlihat pada gerai toko itu terpampang selembaran info bahwa toko tersebut hendak dijual ataupun disewakan. Meskipun pembeli terlihat cukup ramai di lantai dasar. Salah satu pedagang, Bjeh mengatakan bahwa tutupnya beberapa toko ini, karena jarangnya pembeli. Oleh karenanya pedagang harus rela meninggalkan tokonya tersebut. Berdasarkan pengamatan CNBC Indonesia, memang banyak gerai yang dijual hingga dikontrakkan ke penyewa yang berminat. Namun, itu bukan perkara mudah karena banyak pelaku usaha yang menahan dana untuk tidak berinvestasi di pusat perbelanjaan. Menanggapi fenomena mal-mal legendaris di Jakarta yang sepi, Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia Budihardjo Iduansjah mengungkapkan, banyaknya tenant atau penyewa menutup gerai disebabkan ekosistem ekonomi di mal itu sudah tidak lagi bergairah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Suasana Mall Ambassador, Jakarta, Selasa (25/1/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus melonggarkan aktivitas masyarakat, salah satunya pusat perbelanjaan atau mal dalam beberapa waktu ke depan. Pelaku usaha pun mulai bersiap untuk kembali beraktivitas dengan lebih optimal. Momen ini seperti sudah lama ditunggu oleh pelaku usaha.

Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah menyambut baik rencana tersebut. Namun, Ia mengingatkan agar protokol kesehatan tetap bisa terjaga. Selain bisa memberi keamanan, langkah ini juga bisa membuat pengunjung semakin percaya diri datang ke mal.

"Ini bagus karena semakin turun kasusnya makin aman lebih longgar, tapi tetap protokol wajib vaksin. Jadi pasti ketika terjadi endemi, nanti boleh dibuka lagi turis luar negeri, orang kemana-mana ke luar kota, tanpa testing PCR, semua akan membuat offline tenant hidup kembali," katanya kepada CNBC Indonesia, Kamis (10/3/22).

Meski demikian, saat ini tenant tengah dihadapkan dengan keterbatasan modal. Banyak yang harus gulung tikar selama pandemi Covid-19, utamanya yang berasal dari sektor-sektor paling terdampak. Saat itu, mereka harus menutup usahanya semisal salon, zona permainan anak hingga bioskop.

Ia berharap adanya pengurangan biaya sewa agar bisa kembali hidup. Selain bisa menghidupkan tenant, dampak lainnya juga menghidupkan pusat perbelanjaan atau mal.

"Biaya sewa sejak Covid memang ada revisi atau berubah ke bagi hasil, terutama dikarenakan penurunan traffic, PPKM dengan kapasitas sekian persen atau tutup. Tapi kita himbau relaksasi terhadap tenant terutama tenant sektor UKM supaya bisa bertahan dulu, supaya tahun depan bisa segera perbaikan," sebut Budihardjo.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Ada Lagi Mal Baru di Jakarta, Kota Ini Malah Tambah Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular