Alert! Ada Tanda 'Kiamat' Mal, Ramai-Ramai Ditinggal Penghuni

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
10 March 2022 19:35
Pekerja membersihkan ruko kosong di ITC ROXY, Jakarta, Rabu (26/1/2022). Sepinya jumlah pengunjung dan diterapkan kebijakan untuk mengatasi pandemi Covid-19 membuat beberapa toko dan kios terpaksa dijual atau dilelang. Ruko kosong terlihat dilantai 4 yang berdekatan dengan food court. Salah satu pedagang membernarkan hal ini
Foto: ITC Roxy Mas, Rabu (26/1/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan pengusaha ritel sudah mulai bersiap untuk kembali beraktivitas dengan lebih longgar. Dari sisi penyewa atau tenant, pengusaha mulai mengatur strategi, salah satunya yakni meninggalkan pusat perbelanjaan lama ke pusat perbelanjaan baru yang lebih ramai. Hal ini tentu jadi 'kiamat' bagi mal-mal yang kondisinya sepi.

Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah menilai cara ini diyakini bisa membuat angka penjualan lebih baik. Namun, perlu riset matang dan mendalam sebelum akhirnya pindah.

"Posisinya tenant kalau kalau traffic-nya sepi dia bisa tutup toko, lalu pindah ke toko yang ramai. Jadi bisa lakukan substitusi cashflow," katanya kepada CNBC Indonesia, Kamis (10/3/22).

Langkah pindah pusat perbelanjaan seperti itu dirasa efektif untuk bisa bertahan, apalagi banyak tenant yang harus mengejar target lebih besar setelah mengalami kerugian besar selama dua tahun ini.

"Meninggalkan mal karena sepi salah satu pertimbangannya karena biaya terhadap sales yang nggak tertutup, sehingga melakukan penutupan cabang-cabang yang paling turun omsetnya untuk diperkuat di operation di toko-toko yang masih bertahan. Pengurangan cabang jadi salah satu strategi bertahan juga," sebut Budihardjo.

Meski menguntungkan dari sisi tenant, namun itu bisa mengancam pusat perbelanjaan dengan traffic rendah. Sebaliknya, mal-mal baru dengan konsep terkini diuntungkan karena berpeluang lebih besar dikunjungi. Namun, biaya sewanya tidak sedikit.

"Mal-mal tergantung traffic, kalau tinggi dia nggak akan menawarkan lebih murah. Tapi kalau traffic-nya memang sepi dia akan menawarkan (lebih murah), Itu hukum ekonomi. Tapi kami harap dalam situasi ini kalaupun mal memberi kesempatan ke tenant untuk recovery, jadi dipikirkan untuk tenant terutama tenant kelas pengusaha menengah kecil untuk diberi kemudahan, kemurahan," sebutnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Ada Lagi Mal Baru di Jakarta, Kota Ini Malah Tambah Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular