Jatuh Tertimpa Tangga, Perang Bikin Pengusaha RI Merana

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
Kamis, 10/03/2022 15:50 WIB
Foto: Peternak Ayam Petelur (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen pakan ternak di dalam negeri mengakui lonjakan harga sejumlah komoditas akibat efek domino konflik Rusia-Ukraina menambah beban. Padahal, sebelum perang terjadi, industri mengaku telah kesulitan akibat lonjakan harga bahan baku. Akibatnya, industri tidak memiliki opsi untuk menyiasati kondisi tersebut.

"Akibat kemarau panjang tahun kemarin, harga bahan pakan sudah naik by nature. Ditambah lagi kelangkaan kontainer dan lonjakan ongkos ocean freight. Ditambah adanya geopolitik (perang Rusia-Ukraina) yang memperparah kondisi. Sehingga kondisi ini sangat tidak mendukung bagi industri pakan di dalam negeri," kata Ketua Umum Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) Desianto Budi Utomo dalam webinar Geliat Bisnis Udang dan Unggas di Tahun Macan Air, Kamis (10/3/2022).

Karena itu, lanjut dia, mau tidak mau kenaikan harga pakan ternak tidak bisa dihindari.


"Kalau kenaikan Rp200, harga pakan menjadi Rp6.450 - 6.750 untuk ayam layer dan menjadi Rp8.050 - 8.850 per pakan untuk ayam broiler. Kenaikan ini ada yang sedang dan akan, tergantung pabrik masing-masing. Untuk harga bahan pakan saat ini, sudah naik Rp150 dibandingkan Januari-Februari 2022," kata Desianto.

Meski, imbuh dia, kenaikan harga pakan setiap perusahaan berbeda tergantung pengelolaan bahan pakan dan formulasi, serta strategi pemasaran dan kebijakan harga masing-masing produsen pakan.

Yang pasti, ujarnya, 80-85% biaya produksi pakan dipengaruhi oleh bahan pakan. Sementara, biaya pakan mendominasi 70% biaya usaha budidaya ayam, 70-75% budidaya ikan, dan 50-55% budidaya udang. Dan, hingga 90% produksi pakan dikonsumsi oleh budidaya unggas.

Terkait importasi, Desianto mengatakan, kendala pengiriman dari Ukraina yang juga pemasok gandum dunia, akan mendongkrak kenaikan harga.

"Ukraina sebagai penghasil grain yang cukup besar di Eropa. Kalau akes dari dan ke sana tertutup, mau nggak mau akan mempengaruhi pasokan global. Dan ini memperparah kondisi yang saya bilang tadi by nature harga sudah naik. Kendalanya akan ke harga akibat berkurangnya pasokan. Karena itu kita berharap kekeringan tahun lalu tidak berulang lagi sehingga kondisi tahun ini bisa lebih baik," ujar Desianto.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Industri Farmasi Tertekan Geopolitik dan Impor Bahan Baku