
Waduh! Listrik PLTN Chernobyl Padam, Radiasi Bisa Bocor

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia kembali membuat was-was. Pasalnya, zat radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Chernobyl dikatakan bisa bocor akibat padamnya listrik setelah dikuasai Kremlin.
Operator energi Ukraina Ukrenergo dan perusahaan nuklir milik negara Energoatom menyatakan listrik padam setelah serangan Rusia terjadi. Alhasil, bahan bakar nuklir tidak bisa didinginkan, padahal sejumlah bahan itu tak bisa dibiarkan terus panas.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba dan dinas keamanan dan intelijen negara itu juga memperingatkan kemungkinan senada, yakni kebocoran radiasi setelah pembangkit listrik itu diputus.
"Generator diesel cadangan memiliki kapasitas 48 jam untuk menyalakan PLTN Chernobyl. Setelah itu, sistem pendingin fasilitas penyimpanan bahan bakar nuklir bekas akan berhenti, membuat kebocoran radiasi akan segera terjadi," cuit Kuleba melalui Twitter, Rabu (9/3/2022), sebagaimana dikutip oleh CNN International.
Layanan keamanan dan intelijen teknis Ukraina juga menyerukan kekhawatiran Kuleba. Mereka memperingatkan bahwa semua fasilitas nuklir di zona eksklusif Chernobyl tanpa listrik, dan bahwa jika pompa tidak dapat didinginkan, pelepasan nuklir dapat terjadi.
Baik Kuleba maupun dinas intelijen tidak berkomentar apakah generator diesel dapat bertahan melebihi periode 48 jam.
Sementara itu, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan telah diberitahu oleh Ukraina bahwa Chernobyl telah kehilangan daya, tetapi tidak melihat dampak kritis pada keselamatan pabrik.
"Secara khusus, mengenai fasilitas penyimpanan bahan bakar bekas situs, volume air pendingin di kolam cukup untuk mempertahankan pembuangan panas yang efektif dari bahan bakar bekas tanpa pasokan listrik. Situs ini juga memiliki cadangan pasokan listrik darurat dengan generator diesel dan baterai," kata Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi dalam sebuah pernyataan.
Meski begitu, hilangnya daya di Chernobyl telah menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut bagi sekitar 210 personel yang telah bekerja selama 2 minggu berturut-turut di lokasi sejak pasukan Rusia menguasai fasilitas tersebut. Grossi mengatakan mereka secara efektif tinggal di sana, bekerja sepanjang waktu dan tidak dapat melakukan rotasi shift.
Delapan dari 15 reaktor nuklir Ukraina saat ini beroperasi, termasuk dua di pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar Eropa di Zaporizhzhya yang juga sekarang berada di bawah kendali Rusia. Adapun, tingkat radiasi masih tampak normal menurut regulator nuklir Ukraina kepada IAEA.
Situs Chernobyl sendiri saat ini tidak beroperasi dan penanganan bahan nuklir telah dihentikan. Fasilitas ini memiliki reaktor yang dinonaktifkan serta fasilitas limbah radioaktif.
(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kenapa Nagasaki-Hiroshima Bisa Dihuni, Tapi Chernobyl Tidak?